Puisi: Surat yang Disertai Pisau (Karya Kurniawan Junaedhie)

Puisi: Surat yang Disertai Pisau Karya: Kurniawan Junaedhie
Surat yang Disertai Pisau


Suratmu sudah tiba semalam. Ada isak tangis, dan sebilah pisau menyertainya. Aku membacanya berulang-ulang sambil tiduran: membayangkan tanganmu yang sedang menuliskan dan wajahmu yang selalu hidup dalam ingatan. (Tapi kenapa sebilah pisau kauselipkan, dan sederet tangis kau kirimkan?)

Sambil meraba dada kiri, aku coba memahami suratmu. Memahami kata-katamu, dan semua hal ikhwal yang serba tidak kekal.

Lambat laun aku pun mulai bisa menyelami. Tak ada yang abadi di dunia ini. Rambut hitam jadi putih, langit biru jadi legam, yang pergi bisa tak kembali. (Ingatan itu fana 'kan. Kenangan itu abadi?)

Dan sekarang kulipat suratmu. Tolong, bila mengirim surat baru untukku, jangan lagi sertakan pisau dan isak tangismu. Aku ingin bisa menghibur hatiku, dan menyenangkan hari-harimu.


Desember, 2014


Kurniawan Junaedhie
Puisi: Surat yang Disertai Pisau
Karya: Kurniawan Junaedhie

Biodata Kurniawan Junaedhie:
  • Kurniawan Junaedhie lahir pada tanggal 24 November 1956 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.