Puisi: Tentang Karya (Karya Lasinta Ari Nendra Wibawa)

Puisi "Tentang Karya" karya Lasinta Ari Nendra Wibawa menggambarkan pemahaman dan perasaan seorang penyair terhadap karyanya sendiri dan ...
Tentang Karya
(Yudhi Herwibowo)


Setiap karya membawa nasibnya sendiri, katamu.
aku termangu, sebab selama ini aku percaya bahwasanya
karya serupa uang saku. Yang bisa menjelma ikan pindang, telur,
tempe, atau tahu. Serta alasan kenapa aku masih saja bertahan
di belakang bangku, mendengarkan riwayat angka-angka
yang katanya bisa mengubah nasibku-nasibmu.

Dari dulu aku berharap kelak bisa membuntuti, meski jalan
pertama kita berbeda: aku puisi, kau fiksi. Serupa membandingkan
kinerja mesin ketik dengan mesin fotokopi. Mesin mana yang lebih
cepat merayu kata-kata agar lekas terjatuh dalam pelukan kertas.
Dan kurasa anak kecil bisa menjawabnya dengan penuh
semangat, cepat, tepat, dan antusias.

Telah kusalami aneka wajah karya, menjalin ikatan dengannya.
Demi menutupi kecemburuanku atas kemesraanmu dengan fiksi
yang demikian kuatnya. Adalah satu alasan kenapa aku menjelma
piranti teknologi all in one, meski selalu saja, masalah klasik
seperti batere yang lebih cepat terkuras akan selalu
menjadi kendala.

Ah, kenapa baru sekarang aku merasa.
Bahwa idemu lebih gemuk dan bertenaga
dari yang pernah aku sangka.


Surakarta-Jepara, 31 Juli-2 Agustus 2012

Analisis Puisi:
Puisi "Tentang Karya" karya Lasinta Ari Nendra Wibawa menggambarkan pemahaman dan perasaan seorang penyair terhadap karyanya sendiri dan hubungan antara karya sastra dengan pengarangnya.

Penafsiran Karya: Puisi ini mengawali dengan pernyataan bahwa "setiap karya membawa nasibnya sendiri." Hal ini mencerminkan gagasan bahwa sebuah karya sastra memiliki eksistensi dan makna yang independen. Puisi ini dapat dilihat sebagai refleksi dari pandangan penulis tentang karya sastra sebagai entitas yang hidup dan memiliki identitasnya sendiri.

Perbandingan Antara Puisi dan Prosa: Dalam puisi ini, terdapat perbandingan antara puisi (yang diwakili oleh penulis) dan fiksi (yang mungkin mengacu pada penulis lain atau jenis tulisan yang berbeda). Penulis mencoba untuk membandingkan keduanya dengan analogi antara mesin ketik dan mesin fotokopi, menunjukkan perbedaan dalam proses penciptaan dan ekspresi di antara keduanya.

Kecemburuan dan Rasa Inferioritas: Penulis menggambarkan perasaannya terhadap fiksi dengan kata-kata seperti "kecemburuanku atas kemesraanmu dengan fiksi yang demikian kuatnya." Hal ini menunjukkan bahwa penulis mungkin merasa inferior atau cemburu terhadap peran atau pengaruh fiksi dalam dunia sastra.

Kekuatan dalam Karya: Puisi ini mencapai puncaknya ketika penulis menyadari bahwa "idemu lebih gemuk dan bertenaga dari yang pernah aku sangka." Ini menggambarkan sebuah pemahaman mendalam bahwa setiap karya sastra, termasuk puisi, memiliki kekuatan dan dampaknya sendiri terhadap pembaca dan penulis.

Kesimpulan Reflektif: Puisi ini muncul dengan pemahaman baru tentang karya sastra dan eksistensi kreatif. Penulis mungkin menyadari bahwa setiap jenis tulisan memiliki nilai dan makna yang unik, dan perbandingan yang tidak perlu antara mereka mungkin tidak beralasan.

Puisi "Tentang Karya" menggambarkan perjalanan emosional penulis dalam merenungkan hubungan antara dirinya dan karyanya serta perbandingan dengan jenis karya sastra lainnya. Ini juga menggambarkan pertumbuhan penulis dalam memahami nilai setiap karya sastra yang dihasilkannya.

Puisi: Tentang Karya
Puisi: Tentang Karya
Karya: Lasinta Ari Nendra Wibawa
© Sepenuhnya. All rights reserved.