Puisi: Jalan Lora (Karya Raedu Basha)
Puisi: Jalan Lora
Karya: Raedu Basha
Jalan Lora
Telah kutapaki jalan
yang tak kau tunjukkan.
Jalan terlarang dalam pesan-pesan
sakit masa silam.
Dan kutanggung rintih sepanjang derap
sebab kau pergi sebelum aku benar-benar siap.
Untuk berangkat
mengiringi kesunyianmu.
Namun lafal-lafal di dadaku
senantiasa tancap.
Kueja terus di setiap
udara kuhirup
sebagai jawab.
Bagi isyarat tanya
yang degab
dalam degup.
Bait-bait alfiah
firman-sabda singkat.
Memagari ruh
dan nur lubang-lubang tubuh.
Bagaikan rajah-rajah
bertintakan sepertigamalam.
Menulis jimat langit subuh
menjelma syair yang mendesirkan aortaku.
Namun aku
belum bisa menyiapkan kertas baru.
Bagi lafal-lafal, menjamu santri dan tamu
sebasah kalbu menulis petuah.
Tentang pahala dan loba, sebab aku
masih betah bermain di jalan ini.
Jalan yang sama sekali
tak pernah terbayangkan.
Lora: musik, celana, kopi, puisi,
dan menikahi gadis perantauan.
Ganding Pustaka, 2016
Puisi: Jalan Lora
Karya: Raedu Basha