Puisi: Jargon Kepribadian (Karya Remy Sylado)

Puisi "Jargon Kepribadian" karya Remy Sylado menggambarkan suatu realitas sosial dengan memanfaatkan berita penemuan baru dari berbagai kota ....
Jargon Kepribadian

Dari Tokyo diberitakan
penemuan baru bidang otomotif

Dari Berlin diberitakan
penemuan baru bidang aerobisnis

Dari Paris diberitakan
penemuan baru bidang kemistri

Dari London diberitakan
penemuan baru bidang medical

Dari Washington diberitakan
penemuan baru bidang elektronik

Dari Jakarta diberitakan
penemuan baru bidang gastronomi:
oncom dalam singkong namanya comro.

Bandung, 1974

Sumber: Puisi Mbeling (2004)

Analisis Puisi:
Puisi "Jargon Kepribadian" karya Remy Sylado menggambarkan suatu realitas sosial dengan memanfaatkan berita penemuan baru dari berbagai kota besar di dunia. Melalui penemuan-penemuan tersebut, penyair memberikan sentilan kritik terhadap kepribadian suatu kota, khususnya Jakarta, dengan menggunakan elemen gastronomi sebagai metafora.

Pendekatan Global dan Kritis: Puisi ini mengambil pendekatan global dengan menyebutkan kota-kota besar seperti Tokyo, Berlin, Paris, London, dan Washington. Setiap kota diasosiasikan dengan penemuan baru dalam berbagai bidang. Pendekatan ini menunjukkan pemahaman dan kritik penyair terhadap perubahan dan kemajuan di berbagai belahan dunia.

Penemuan Baru sebagai Simbol Kepribadian: Penemuan baru dalam bidang otomotif, aerobisnis, kemistri, medical, dan elektronik digunakan sebagai simbol kepribadian setiap kota. Penyair menyuguhkan kontrast antara kemajuan di dunia modern dengan penemuan baru di Jakarta yang disimbolkan oleh comro.

Pemilihan Bidang Gastronomi: Dengan menyematkan penemuan baru dalam bidang gastronomi, khususnya comro, penyair memberikan pesan tersirat bahwa Jakarta diidentifikasi dengan kemajuan di bidang kuliner. Pilihan ini mungkin mencerminkan cara masyarakat memandang suatu kota melalui aspek kehidupan sehari-hari, termasuk makanan.

Kritik Terhadap Prioritas Kepribadian: Penyair mengajukan pertanyaan implisit tentang prioritas yang diambil oleh masing-masing kota. Meskipun Jakarta memiliki penemuan baru, tetapi ditunjukkan bahwa penemuan tersebut berada pada bidang yang sederhana dan tradisional seperti comro. Ini bisa diartikan sebagai kritik terhadap fokus Jakarta yang mungkin lebih pada aspek kehidupan sehari-hari ketimbang pada bidang-bidang ilmiah yang lebih maju.

Penggunaan Humor dan Ironi: Puisi ini diselipi dengan unsur humor dan ironi, terutama melalui penyandingan penemuan-penemuan baru dunia dengan comro. Hal ini memberikan kekakuan kritis yang bersifat satir terhadap pemahaman dan perkembangan Jakarta dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya.

Penggabungan Budaya dan Teknologi: Melalui comro, penyair berhasil menggabungkan unsur budaya tradisional dengan teknologi modern. Hal ini mencerminkan dinamika perkembangan kota yang tetap mempertahankan identitas budayanya, bahkan dalam kemajuan teknologi.

Refleksi Kepribadian Kota: Puisi ini mendorong pembaca untuk merenung tentang bagaimana suatu kota mencerminkan kepribadian dan identitasnya melalui penemuan-penemuan yang dihasilkannya. Jakarta, melalui comro, dihadirkan sebagai kota yang memiliki kepribadian unik dan berbeda dari kota-kota lain.

Puisi "Jargon Kepribadian" adalah puisi yang menyuguhkan kritik sosial dengan cara yang kreatif dan humoris. Penyair menggunakan penemuan baru dalam berbagai bidang sebagai alat untuk merenungkan dan mengkritik kepribadian suatu kota, khususnya Jakarta. Melalui sentilan-sentilan humor dan ironi, penyair mengajak pembaca untuk merefleksikan bagaimana suatu kota dapat diidentifikasi melalui perkembangan dan penemuan yang dihasilkannya.

Puisi: Jargon Kepribadian
Puisi: Jargon Kepribadian
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.