Puisi: Jerit Sandal Jepit (Karya Remy Sylado)

Puisi "Jerit Sandal Jepit" karya Remy Sylado mengeksplorasi tema kesengsaraan dan kehampaan manusia di tengah keramaian dan kebisingan dunia modern.
Jerit Sandal Jepit

Di celah-celah sudut sempit terhimpit
Manusia seperti sandal jepit menjerit-jerit
Pohon-pohon pun tertawa
Tertawa melihat manusia.

Ia kembali bersujud...

Jiwa terasing dalam dunia bising
Diinjak, remak, permak
Lalu kiamat
Ia tamat.

Lalu, ia kembali bersujud...

Di celah-celah sudut sempit terhimpit
Manusia seperti sandal jepit menjerit-jerit
Pohon-pohon pun tertawa
Tertawa melihat manusia.

Sumber: Kompas (29 Oktober 2009)

Analisis Puisi:
Puisi "Jerit Sandal Jepit" karya Remy Sylado mengeksplorasi tema kesengsaraan dan kehampaan manusia di tengah keramaian dan kebisingan dunia modern.

Metafora Sandal Jepit: Sandal jepit digunakan sebagai metafora untuk menyimbolkan kondisi manusia yang terhimpit dan terpinggirkan dalam kehidupan modern. Sandal jepit, yang seharusnya merupakan barang sehari-hari yang sederhana, digambarkan sebagai objek yang menjerit-jerit, mencerminkan kesengsaraan dan penderitaan manusia yang terpinggir.

Celah-Celah Sudut Sempit: Gambaran "celah-celah sudut sempit" menggambarkan tempat-tempat tersembunyi dan terpinggir di masyarakat. Manusia dianggap terjebak di dalamnya, seperti terjebak dalam keadaan yang sempit dan terkekang.

Kritik terhadap Dunia Modern: Puisi ini juga mengandung kritik terhadap dunia modern yang keras dan kejam. Kehidupan manusia dianggap sebagai sebuah jeritan di tengah kebisingan dan keramaian, di mana pohon-pohon, yang mungkin melambangkan alam dan keheningan, tampaknya hanya bisa tertawa melihat penderitaan manusia.

Siklus Penderitaan dan Pemujaan: Puisi ini menciptakan gambaran siklus penderitaan dan keputusasaan yang terus-menerus diikuti oleh upaya pemujaan dan penyembahan yang tanpa henti. Meskipun manusia mungkin mengalami kehancuran dan kehilangan, mereka tetap kembali bersujud, mencari makna dan kedamaian di tengah keadaan yang keras.

Penggunaan Repetisi: Penggunaan repetisi dalam puisi, seperti "Ia kembali bersujud" dan "Lalu, ia kembali bersujud", memberikan kesan siklus yang terus-menerus dari penderitaan menuju pencarian makna dan pemujaan.

Melalui puisi "Jerit Sandal Jepit", Remy Sylado mengajak pembaca untuk merenungkan kondisi manusia dalam kehidupan modern yang seringkali keras dan tanpa ampun. Puisi ini menggambarkan kehampaan, kesengsaraan, dan pencarian makna yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kondisi manusia di dunia ini.

Puisi: Jerit Sandal Jepit
Puisi: Jerit Sandal Jepit
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.