Puisi: Kali Banjirkanal (Karya Remy Sylado)

Puisi "Kali Banjirkanal" karya Remy Sylado mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan hidup, kenangan masa lalu, dan rasa syukur atas kesempatan ..
Kali Banjirkanal

Dulu di atas ini tidak ada jembatan
yang hubungkan Simongan dengan Lemahgempal
Seorang kakek bernama Pak Min Pipo
mengantar aku ke seberang dengan sampan
setengah ece buat anak kecil, satu ece orang tua
Kalau hujan mengguyur Ungaran di selatan
sungai ini meluap air warna kopi susu
dan aku mesti berjalan kaki ke utara
ke Bulu, jalan yang ada penjara perempuan.

Kini aku lewat di atas jembatan ini
orang-orang yang dulu di sini tiada lagi
Tersium aku dari kembara ke masa lalu
Masya Allah - kuhitung tahun-tahun usiaku
Dan aku bilang syukur ini hidup masih berlangsung
Di bawah jembatan ini mengalir air yang berbeda
tapi namanya tetap Kali Banjarkanal.

Sumber: Kerygma & Martyria (2004)

Analisis Puisi:
Puisi "Kali Banjirkanal" karya Remy Sylado adalah sebuah karya sastra yang membawa pembaca dalam perjalanan sentimental melalui ingatan dan perubahan yang terjadi seiring waktu. Melalui penggunaan gambaran sungai dan jembatan, penyair merenungkan tentang perubahan fisik dan emosional yang dialami selama bertahun-tahun.

Nostalgia dan Ingatan Masa Lalu: Penyair membuka puisi dengan menggambarkan masa lalu yang kental dengan kenangan, khususnya tentang sungai Kali Banjirkanal. Pengantarannya tentang bagaimana sungai itu dahulu dihubungkan oleh sampan oleh seorang kakek bernama Pak Min Pipo, membawa pembaca pada suasana nostalgia akan masa kecil dan kenangan yang tak terlupakan.

Perubahan Fisik dan Emosional: Melalui perbandingan antara masa lalu dan kini, penyair menunjukkan perubahan fisik yang terjadi, seperti pembangunan jembatan yang menghubungkan dua tempat yang sebelumnya terpisah. Namun, lebih dari itu, puisi ini menggambarkan perubahan emosional dan refleksi pribadi tentang perjalanan hidup.

Pertimbangan atas Usia dan Hidup yang Berlanjut: Penyair menggambarkan pertimbangannya atas usia dan perjalanan hidup yang terus berlanjut. Meskipun mengenang masa lalu, penyair merasa bersyukur bahwa hidupnya masih terus berjalan. Hal ini menjadi cerminan atas penghargaan terhadap rentetan peristiwa dan pengalaman hidup yang telah dilaluinya.

Simbolisme Sungai dan Jembatan: Sungai Kali Banjirkanal dan jembatan yang menghubungkannya menjadi simbol perjalanan hidup dan pengalaman manusia. Sungai yang mengalir melambangkan arus kehidupan yang terus berjalan, sementara jembatan adalah representasi dari perubahan dan konektivitas antara masa lalu dan kini.

Puisi "Kali Banjirkanal" karya Remy Sylado adalah sebuah perenungan tentang perubahan fisik dan emosional yang terjadi dalam hidup seseorang seiring berjalannya waktu. Dengan menggunakan gambaran sungai dan jembatan, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan hidup, kenangan masa lalu, dan rasa syukur atas kesempatan hidup yang terus berlanjut. Puisi ini menjadi cerminan tentang penghargaan terhadap perubahan dan keberlanjutan hidup, serta mengajak pembaca untuk merenungkan arti dan nilai dari setiap momen dalam perjalanan hidup.

"Puisi Remy Sylado"
Puisi: Kali Banjirkanal
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.