Puisi: Kenangan tentang Ibu (Karya Kurniawan Junaedhie)

Puisi "Kenangan tentang Ibu" menyajikan potret kehilangan, nostalgia, dan harapan akan ketenangan setelah kepergian seorang ibu.
Kenangan tentang Ibu
Dan Tini


Ibu pergi, untuk pulang.
Begitu tulis Tini, adikku.
Surat itu basah oleh air mata.
Aku meraung dan memekik
Mengejutkan belalang di sela batu.

Malamnya, aku menulis obituari
Untuk Ibu: Sebuah sajak pendek
Tentang kenangan

Esoknya Ibu dimakamkan.
Jasad Ibu tinggal bersama akar Akasia
dan pohon Kamboja.

"Ibu sudah tenang di rumah-Nya."
kata Tini seminggu kemudian.
"Ya. Kapan-kapan ia  juga akan 
mengajak kita pulang," jawabku.

Suratku itu tak pernah dibalasnya.

Tini tak sempat mengabari
tentang kepulangannya.


2017

Analisis Puisi:
Puisi ini, yang berjudul "Kenangan tentang Ibu" dan dikarang oleh Kurniawan Junaedhie, menyajikan potret kehilangan, nostalgia, dan harapan akan ketenangan setelah kepergian seorang ibu.

Ekspresi Kehilangan: Dengan membuka puisi dengan kata-kata "Ibu pergi, untuk pulang," penyair menciptakan atmosfer kehilangan yang mendalam. Penggunaan kata "pergi" dan "pulang" merangkum konsep kepergian seseorang dari dunia ini, namun dengan harapan akan pertemuan kembali di rumah-Nya.

Emosi dan Pengalaman Pribadi: Penyair menyelipkan sentimen pribadi melalui narasi adiknya, Tini, yang menulis surat tentang kepergian Ibu. Air mata yang membasahi surat dan tangis yang mengagetkan belalang menciptakan gambaran emosional yang kuat tentang kehilangan.

Obituari sebagai Sajak Pendek: Melalui obituari, penyair menciptakan puisi pendek yang menggambarkan kenangan terhadap Ibu. Obituari menjadi bentuk penghormatan terhadap kehidupan yang telah berlalu, dan dalam konteks puisi, memberikan dimensi sastra terhadap perasaan kehilangan.

Kesejukan dalam Kematian: Penggunaan gambaran tentang Ibu yang dimakamkan bersama akar Akasia dan pohon Kamboja memberikan kesan kesejukan dan ketenangan setelah meninggal. Pohon-pohon tersebut sering kali diasosiasikan dengan makam dan ketenangan abadi.

Dialog dan Harapan Ketenangan: Dialog antara pembicara dan adiknya, Tini, menunjukkan cara mereka meresapi kehilangan dengan harapan akan ketenangan Ibu di rumah-Nya. Jawaban terhadap pertanyaan tentang kapan-kapan Ibu akan mengajak mereka pulang menegaskan keyakinan akan kehidupan setelah mati.

Keheningan dan Tidak Dibalasnya Surat: Keheningan setelah kepergian Ibu tercermin dalam surat yang tidak pernah dibalas. Kurniawan Junaedhie menciptakan kesan kekosongan dan kesedihan yang mendalam, menggambarkan bagaimana kehilangan seorang ibu dapat menghasilkan rasa sepi dan kehilangan arah.

Kepulangan Tini: Puisi diakhiri dengan ketidakpastian tentang kepulangan Tini. Penyair menghadirkan aspek ketidakpastian dan kesedihan dalam bagaimana Tini tidak sempat memberi kabar tentang kepulangannya, menciptakan kesan kehilangan yang berkelanjutan.

Puisi "Kenangan tentang Ibu" karya Kurniawan Junaedhie menggambarkan perjalanan emosional seseorang melalui kehilangan seorang ibu. Dengan mengombinasikan elemen-elemen seperti nostalgia, harapan, dan ketidakpastian, puisi ini menyentuh hati pembaca dengan caranya sendiri, menghadirkan gambaran mendalam tentang arti dan kompleksitas kehilangan seorang ibu.

Kurniawan Junaedhie
Puisi: Kenangan tentang Ibu
Karya: Kurniawan Junaedhie

Biodata Kurniawan Junaedhie:
  • Kurniawan Junaedhie lahir pada tanggal 24 November 1956 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.