Puisi: Lebih Baik Mati Muda (Karya Remy Sylado)

Melalui puisi ini, Remy Sylado menyoroti pentingnya kejujuran, kepedulian, dan integritas dalam puisi, serta menekankan perlunya kesungguhan dalam ...
Lebih Baik Mati Muda

Jika usia menua kapan waktu
dan aku tak berani menulis puisi
dengan jendela yang dibuka lebar
melihat kenyataan di luar rumah
tentang kebusukan yang memerintah
tentang kesemenaan yang berkuasa
tentang korupsi yang memimpin
tentang penindasan hak asasi,
Lebih baik aku mati muda.

Jika puisi berhenti berpihak
pada keperkasaan hati nurani
yang lahirkan kemauan mengasihi
tapi hanya umpatan-umpatan kesumat
dan pernyataan-pernyataan benci
dan ungkapan-ungkapan palsu
dan kalimat-kalimat marah
dan sumpah-serapah culas,
Lebih baik aku mati muda.

Jika tiada lagi hakekat cinta
yang mukim dalam hati manusia
sebagai harta kekayaan rohani
sebagai rahim dari sejati puisi
apa guna memanjang-manjang usia
tanpa memberi warisan pekerti
kecuali hanya menggantang asap
berharap yang kemarin kembali,
Lebih baik aku mati muda.

Jika puisi kehilangan kesungguhan
dan tidak punya kepercayaan diri
untuk menyatakan cinta
untuk menyatakan peduli
untuk menyatakan hormat
untuk menyatakan syukur
untuk menyatakan maaf
untuk menyatakan iba,
Lebih baik aku mati muda.

1971

Sumber: Puisi Mbeling (2004)

Analisis Puisi:
Puisi "Lebih Baik Mati Muda" karya Remy Sylado merupakan ungkapan dari ketidakpuasan dan kekecewaan terhadap kondisi sosial dan moral yang dihadapi oleh penyair.

Penggambaran Ketidakpuasan terhadap Kondisi Sosial: Penyair mengekspresikan ketidakpuasan terhadap berbagai ketidakadilan sosial yang terjadi di sekitarnya. Ia mencermati kebusukan, kesemenaan, korupsi, dan penindasan hak asasi yang merajalela dalam masyarakat.

Puisi Sebagai Cermin Realitas: Dalam puisi ini, penyair menyatakan bahwa puisi seharusnya mencerminkan realitas yang ada di sekitar kita. Jika puisi tidak mampu memperjuangkan kebenaran dan mengekspresikan kepedulian terhadap kondisi sosial yang memprihatinkan, maka hidupnya lebih baik diakhiri secara dini.

Kehilangan Makna Cinta dan Kecintaan: Penyair merenungkan kehilangan makna cinta yang sejati dalam kehidupan. Jika cinta hanya menjadi kata-kata kosong tanpa ekspresi nyata dari kasih sayang, penghargaan, dan kedamaian, maka hidupnya tidak memiliki makna yang berarti.

Pentingnya Kesungguhan dan Kepercayaan Diri dalam Puisi: Penyair menegaskan pentingnya kesungguhan dan kepercayaan diri dalam puisi. Puisi harus mampu menyampaikan perasaan cinta, peduli, hormat, syukur, maaf, dan iba secara jujur dan tulus.

Pilihan "Mati Muda" sebagai Alternatif Lebih Baik: Penyair menggambarkan bahwa lebih baik untuk mengakhiri hidupnya secara dini daripada terus hidup dalam ketidakpuasan dan kekecewaan terhadap dunia yang tidak mampu menunaikan nilai-nilai kebenaran, cinta, dan kesungguhan.

Melalui puisi ini, Remy Sylado menyoroti pentingnya kejujuran, kepedulian, dan integritas dalam puisi, serta menekankan perlunya kesungguhan dalam menyampaikan pesan moral dan sosial kepada masyarakat.

"Puisi Remy Sylado"
Puisi: Lebih Baik Mati Muda
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.