Puisi: Masa Kanak di Semarang (Karya Remy Sylado)

Puisi "Masa Kanak di Semarang" karya Remy Sylado menghadirkan citra keceriaan, kepolosan, dan kegilaan yang melekat pada pengalaman masa kanak-kanak.
Masa Kanak di Semarang

Bersikeras niatku hari ini pulang ke masa kanak
dalam kegilaan pada kotaku yang dua candi
di tujuh derajat Lingkar Selatan
Meminta anganan melukis ulang warna Karangayu dan Bulu
tempat minum dan merasa hidup oleh segelas es kombor
Atau mampir di Jatingaleh yang suwung tapi kecing
bersama Slamet umuk, Harto kemplu, Warno kucluk
teman kelas 5 SR Karangasem yang dindingnya gedek
setelah berpacu meluncur sepeda dari Srondol
Bebas rasanya bisa keluar malam ke dukder di Yaik
walau hanya membeli celengan dari uang celengan
Lukis, lukiskan itu dalam anganan yang tak kembali
Betapapun setiap kegilaan bisa juga jadi kebanggaan

Rumahku di bukit Simongan dikepung pring-ri
Orang melewatinya sebelum ke Sam Po Kong
Angin laut dan angin gunung di sini berpapas
Di depan, Laut Jawa, biru mendatar terlihat
Di belakang, Gunung Ungaran, biru berkeluk terlihat
Di sini, tempatku berdiri dan barangkali merenung
tenang, masih senyap seperti cerita “malam kudus”
Ini dia kampus seminari teologi, orang Texas rektornya
anaknya David, temanku, mengajar kata-kata Amerika
dari fuck you tapi juga “thy kingdom come”

Dan aku coba nalarkan apa arti pribadi ideal
cowboy dan bandit dalam satu diri
sebab merpati dan ular adalah peran
Kutanggalkan lukisan masa kanak
biar bingkainya saja yang menggantung.

Sumber: Kerygma & Martyria (2004)

Analisis Puisi:
Puisi "Masa Kanak di Semarang" karya Remy Sylado membawa pembaca dalam perjalanan sentimental ke masa kanak-kanak penyair di kota Semarang. Melalui catatan yang kaya akan detail dan warna, Remy Sylado menghidupkan kembali kenangan indah dan kegilaan di kota yang penuh dengan keunikan budaya dan sosialnya.

Nostalgia dan Kegilaan Masa Kanak: Puisi ini diawali dengan ketegasan niat penyair untuk kembali ke masa kanak. Sentuhan kegilaan dan kenangan yang intens mendominasi puisi ini, menciptakan atmosfer yang penuh semangat dan keceriaan.

Penggambaran Lingkungan Tempat Masa Kanak: Penggunaan nama-nama tempat seperti Karangayu, Bulu, Jatingaleh, dan Yaik menciptakan citra kota Semarang yang hidup. Deskripsi ini menghidupkan kembali atmosfer kota yang penuh kehidupan dan kekacauan.

Tokoh-Tokoh Kecil yang Menghiasi Masa Lalu: Nama-nama teman sekelas seperti Slamet umuk, Harto kemplu, dan Warno kucluk membawa nuansa keakraban dan kepolosan masa kanak. Mereka menjadi tokoh-tokoh kecil yang memberi warna pada kenangan tersebut.

Keterlibatan Personal dan Kebanggaan: Penyair merenungkan kegilaan masa kanak dan menyatakan bahwa setiap kegilaan bisa menjadi kebanggaan. Ini menciptakan pesan yang positif tentang keunikan dan keceriaan masa kanak-kanak yang patut dihargai.

Deskripsi Lokasi Geografis: Penyair menggambarkan letak geografis rumahnya di bukit Simongan, dikelilingi oleh pring-ri. Gambaran ini memberikan konteks geografis yang kental dan mendalam, memperkuat rasa keterikatan penyair dengan tempat tersebut.

Rekaman Peristiwa Sejarah dan Budaya: Puisi menyelipkan peristiwa sejarah dan budaya, seperti Sam Po Kong, Laut Jawa, dan Gunung Ungaran. Ini menambah dimensi sejarah dan budaya pada narasi masa kanak.

Semiotika Idealisme dan Keberanian: Idealisme, keberanian, dan konsep cowboy-bandit dijalin sebagai bagian dari pengalaman masa kanak. Penyair mencoba untuk menggali makna pribadi dari konsep-konsep ini dalam konteks masa lalunya.

Penutup yang Penuh Makna: Puisi ditutup dengan keputusan untuk melepaskan lukisan masa kanak agar hanya bingkainya yang menggantung. Ini bisa diartikan sebagai cara penyair untuk fokus pada kerangka umum kenangan dan memberi ruang bagi interpretasi yang lebih luas.

Melalui pemilihan kata dan imaji yang cermat, Remy Sylado berhasil membawa pembaca merenung dan mengalami kembali masa kecil yang penuh warna di Semarang. Puisi ini menghadirkan citra keceriaan, kepolosan, dan kegilaan yang melekat pada pengalaman masa kanak-kanak.

Puisi Masa Kanak di Semarang
Puisi: Masa Kanak di Semarang
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.