Puisi: Zaman Azab (Karya Remy Sylado)

Puisi || Zaman Azab || Karya || Remy Sylado ||
Zaman Azab


Zamanku dipenuhi azab
roh terkilir dalam perjalanan ke surga
diganggu hasrat mencintai serba bendawi.

Apa perlu memakai zirah
agar muka terlindung pencemaran dusta
di waktu berbaris maju mengalahkan sesatan?
dunia telah membusuk dan terus-terusan busuk
adakah sungai-sungai yang mau membawanya hanyut
jauh dari mata jauh dari hidung jauh dari rasa?

Ini agaknya baris-baris kenyataan kini
lebih berkesan mati sebagai perkutut piaraan
ketimbang mati sebagai orang yang penuh berjasa
ya, matilah dalam kemuliaan digorok Belanda
ketimbang mati pelan-pelan disiksa sesama.

Tak kudu sesalkan azab dalam zamanku
setiap zaman ada algojo ada bajingan
terus saja bangun walau di dalam tidur
jangan terjadi bentang jalanan yang berjalan
dan semua berdiri menganga ditinggalkan jalannya
lihat, betapa jarum jam tak letih memutari angka
apa dibiarkan zindik tersesat dalam putarannya?
aku tampil dan menentukan pilihan untuk jadi garam.

Menyanyilah nyaring, nyanyikan lagu pengharapan
menyanyilah nyaring, kalahkan gemuruh gelombang
sembuhkan sakit melalui larik-larik puisi kasih
laporkan dalam zikir, dia mendengar dan melihat.

Sumber: Kerygma & Martyria (2004)

Puisi Remy Sylado
Puisi: Zaman Azab
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.