Analisis Puisi:
Puisi "Bisnis Kemanusiaan" karya Remy Sylado adalah sebuah kritik yang tajam terhadap praktik bisnis yang terjadi di industri kesehatan, terutama dalam konteks rumah sakit yang berorientasi keagamaan.
Kritik terhadap Komersialisasi Kemanusiaan: Puisi ini secara langsung menggambarkan komersialisasi yang terjadi di rumah sakit, terutama yang dijalankan oleh institusi keagamaan. Sylado menggambarkan gambaran bahwa di balik salib Yesus dan bicara tentang pengharapan, ada motif bisnis yang kuat, di mana rumah sakit mengeksploitasi orang sakit dengan meminta bayaran mahal.
Kehadiran Ironi: Penggunaan salib Yesus sebagai simbol keagamaan yang kudus adalah ironis di sini. Meskipun rumah sakit diidentifikasi dengan nilai-nilai keagamaan, praktik bisnis yang mereka jalankan justru bertentangan dengan ajaran moral dan kemanusiaan yang mereka anut.
Pembeberan Kesenjangan: Puisi ini juga membuka jendela terhadap kesenjangan antara prinsip-prinsip moral yang ditekankan oleh agama dengan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam praktik bisnis sehari-hari. Ini menyoroti ketidaksesuaian antara retorika religius dan tindakan nyata di dunia bisnis.
Kritik Sosial: Melalui puisi ini, Sylado mengkritik komersialisasi ekstrem dalam sektor kesehatan dan menyoroti bagaimana motif keuntungan sering kali mendominasi motif kemanusiaan dalam praktik rumah sakit.
Refleksi tentang Moralitas: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai moralitas dan etika dalam praktik bisnis, terutama dalam konteks layanan kesehatan di mana kemanusiaan dan keuntungan sering bertabrakan.
Dengan demikian, puisi "Bisnis Kemanusiaan" adalah sebuah puisi yang menantang yang menyuarakan ketidakpuasan terhadap praktik bisnis yang tidak bermoral dan memicu refleksi tentang hubungan antara agama, moralitas, dan bisnis dalam masyarakat kontemporer.
Karya: Remy Sylado