Puisi: Bunyi Nafiri (Karya Remy Sylado)

Puisi "Bunyi Nafiri" karya Remy Sylado menjadi refleksi yang mendalam tentang perjalanan manusia dalam mencari makna hidupnya dan meraih kedamaian ...
Bunyi Nafiri

Kututup mata di atas gerai
Nafiri memanggil merdu: pulang
Kereta pijar datang menjemputku
Kuturuti alur lewati gumpal hitam awan
Terbang keluar tinggalkan bumi sarat gamang
Tabik teman-teman yang senyum di sebelah luar kedok
Terwaris dari kesenangan pada perilaku Kain dan Habil
Kuucapkan kata-kata perpisahan
Biar jisim bersatu tanah
Aku cari sumberku
Melayang jauh
Kubuka mata di atas gerai
Nafiri menyongsong merdu: silakan masuk.

Sumber: Kerygma & Martyria (2004)

Analisis Puisi:
Puisi "Bunyi Nafiri" karya Remy Sylado adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan spiritual dan pencarian makna dalam kehidupan. Dengan menggunakan gambaran perjalanan dengan kereta dan bunyi nafiri sebagai metafora, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan batin yang menuju kedamaian dan pemahaman yang lebih dalam.

Metafora Perjalanan Fisik dan Spiritual: Penyair menggunakan gambaran perjalanan fisik dengan kereta sebagai metafora perjalanan spiritual manusia. Gerak kereta yang menembus awan hitam menggambarkan perjalanan melintasi berbagai rintangan dan kesulitan dalam hidup menuju pemahaman yang lebih dalam.

Bunyi Nafiri sebagai Panggilan Kehidupan: Bunyi nafiri dalam puisi ini merupakan simbol panggilan kehidupan yang merdu dan mengajak manusia untuk pulang ke asalnya. Panggilan ini mewakili keinginan manusia untuk menyatukan dirinya dengan asal-usulnya dan mencari kedamaian batin.

Pencarian Makna dan Identitas: Penyair menciptakan gambaran tentang pencarian makna dan identitas manusia dalam kehidupan. Melalui kata-kata perpisahan dan keinginan untuk menyatu dengan tanah, penyair mengekspresikan keinginan manusia untuk menemukan sumber keberadaan dan makna hidupnya.

Pemisahan dan Kesatuan: Puisi ini juga menyoroti tema pemisahan dan kesatuan. Pemisahan fisik dengan mata tertutup di atas gerai dan kesatuan spiritual dengan mata terbuka menyongsong bunyi nafiri menggambarkan perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan alam semesta.

Puisi "Bunyi Nafiri" karya Remy Sylado adalah sebuah penggambaran yang menggugah tentang perjalanan spiritual dan pencarian makna dalam kehidupan. Dengan menggunakan metafora perjalanan fisik dan bunyi nafiri, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pemisahan dan kesatuan, serta pencarian identitas dan kedamaian batin. Puisi ini menjadi refleksi yang mendalam tentang perjalanan manusia dalam mencari makna hidupnya dan meraih kedamaian yang sejati.

"Puisi Remy Sylado"
Puisi: Bunyi Nafiri
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.