Puisi: Matahari Minggu (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Matahari Minggu" karya Sitor Situmorang mengajak pembaca untuk merenungkan arti dari kesendirian dan refleksi di tengah hiruk-pikuk ...
Matahari Minggu

Di hari Minggu di hari iseng
Di silau matahari jalan berliku
Kawan habis tujuan di tepi kota.

Di hari Minggu di hari iseng
Bersandar pada dinding kota
Kawan terima kebuntuan batas.

Di hari panas tak berwarna
Seluruh damba dibawa jalan

Di hari Minggu di hari iseng
Bila pertemuan menambah damba
Melingkar di jantung kota
Ia merebah pada diri dan kepadatan hari
Tidak menolak tidak terima.


Analisis Puisi:
Puisi "Matahari Minggu" karya Sitor Situmorang adalah refleksi tentang suasana dan pengalaman di hari Minggu, yang sering kali dipandang sebagai waktu santai dan refleksi.

Penggambaran Hari Minggu: Puisi ini membawa pembaca ke suasana hari Minggu yang khas, di mana matahari bersinar terang dan jalan-jalan kota tampak sunyi. Hari Minggu sering kali menjadi waktu di mana orang merasa bebas dan santai, mencari kepuasan di luar rutinitas sehari-hari.

Kesendirian dan Refleksi: Meskipun menggambarkan keadaan di hari Minggu, puisi ini juga menyoroti kesendirian dan pertimbangan dalam diri seseorang. Kata-kata seperti "kebuntuan batas" dan "damba" menunjukkan perasaan kekosongan dan kebingungan yang mungkin dialami oleh individu pada hari Minggu.

Kontras Antara Luar dan Dalam: Puisi ini menciptakan kontras antara kehidupan luar, yang dipengaruhi oleh teriknya matahari dan keramaian kota, dengan perasaan individu yang mencari makna dan kedamaian dalam keheningan. Ini mencerminkan dualitas antara kehidupan eksternal dan internal seseorang.

Penerimaan akan Kehidupan: Meskipun menghadapi kebingungan dan kekosongan, penyair menerima kondisi kehidupan dengan sabar. Bahkan dalam ketidakpastian dan kesendirian, ia menerima dengan tenang apa yang diberikan oleh kehidupan, termasuk keramaian dan keheningan kota.

Gaya Bahasa yang Simpel namun Bermakna: Sitor Situmorang menggunakan bahasa yang sederhana namun sarat makna dalam puisi ini. Dengan menggunakan kata-kata yang sederhana, ia berhasil menggambarkan suasana dan perasaan yang kompleks yang mungkin dialami oleh banyak orang pada hari Minggu.

Puisi "Matahari Minggu" karya Sitor Situmorang mengajak pembaca untuk merenungkan arti dari kesendirian dan refleksi di tengah hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Melalui gambaran yang sederhana namun dalam, puisi ini menggambarkan perjalanan spiritual dan emosional seseorang dalam menghadapi kehidupan, terutama pada hari Minggu yang dianggap sebagai waktu untuk merenung.

"Puisi Sitor Situmorang"
Puisi: Matahari Minggu
Karya: Sitor Situmorang
© Sepenuhnya. All rights reserved.