Puisi: Papi Mewanti Anak (Karya Remy Sylado)

Puisi "Papi Mewanti Anak" menciptakan narasi yang kontroversial dan mencolok, menantang pemikiran konvensional dan merespons secara sarkastik ...
Papi Mewanti Anak

Nak, jamannya sudah terbalik
masa silam bukan yang terbaik.

Tidak usah jadi pemimpin
lebih aman jadi pemimpi.

Pandai-pandai bilang ya'
jangan sekali-sekali bilang ta'

Kepada bosmu jangan tulus
malah perlu akal bulus.

Korupsi perlu kau jalani
sebab ia adalah budaya kini.

Cari istri yang membawa mujur
tak perlu yang berbakat jujur.

Jangan main cinta dengan istri orang
sejauh suaminya tidak mengetahui.

Orang lain boleh miskin menderita
asal kau kaya sendiri habis perkara.

Kalau kau masuk neraka nanti
itu di luar tanggungjawab Papi.

Sumber: Puisi Mbeling (2004)

Analisis Puisi:
Puisi "Papi Mewanti Anak" karya Remy Sylado menghadirkan gambaran ironis dan satir tentang nilai-nilai serta pandangan hidup yang dianggap klasik, bahkan moralitas yang terdistorsi. Dengan bahasa yang lugas dan nada sarkastik, penyair menyajikan pesan-pesan yang kontroversial dan memprovokasi.

Pembalikan Nilai Tradisional: Puisi ini menghadirkan pembalikan nilai-nilai tradisional yang umumnya dianggap baik. Penyair secara sarkastik menyatakan bahwa jamannya sudah terbalik dan masa silam bukanlah masa yang terbaik. Hal ini mencerminkan perubahan norma dan nilai-nilai yang terjadi di masyarakat, yang mungkin dianggap kontroversial oleh sebagian orang.

Kritik terhadap Kepemimpinan dan Moralitas: Melalui nada sarkastik, puisi ini mengkritik kepemimpinan dan moralitas dalam masyarakat. Penyair menyarankan bahwa menjadi pemimpin tidak aman, dan sebaliknya, menjadi pemimpi lebih baik. Pernyataan tersebut merangkul ironi terkait pandangan negatif terhadap para pemimpin.

Saran yang Meragukan: Puisi ini memberikan serangkaian saran yang kontroversial dan meragukan. Saran-saran tersebut, seperti menyarankan untuk melakukan korupsi sebagai budaya, menunjukkan sudut pandang yang mengejutkan dan menyentuh pada keadaan moral masyarakat yang terkompromi.

Permainan Kata dan Iringan Sarkasme: Penyair menggunakan permainan kata dan irama sarkastik untuk menyampaikan pesan-pesannya. Penggunaan kata-kata yang cerdas dan pilihan kalimat yang bermuatan ironi membantu menciptakan suasana kritik yang tajam terhadap nilai-nilai yang dianggap lazim.

Ironi dan Pembenaran Sendiri: Puisi ini mengandung unsur ironi yang kuat. Penyair mengekspos pandangan hidup yang sebenarnya merugikan dan bertentangan dengan moralitas, tetapi menyampaikannya dengan nada seolah-olah itu adalah kebenaran yang dapat diterima.

Pandangan Hidup yang Egositik: Puisi ini mencerminkan pandangan hidup yang sangat egositik dan hedonis. Saran untuk mencari istri yang membawa mujur tanpa mempedulikan nilai-nilai moral dan menyarankan untuk tidak jujur dalam hubungan dengan bos merupakan contoh nyata dari pandangan hidup yang terfokus pada diri sendiri.

Kritik terhadap Kondisi Sosial: Secara keseluruhan, terdapat kritik tersirat terhadap kondisi sosial yang memungkinkan adanya pandangan hidup semacam ini. Penyair menggambarkan masyarakat yang menghargai kekayaan dan kesuksesan pribadi, bahkan jika itu diperoleh dengan cara yang tidak etis.

Puisi "Papi Mewanti Anak" menciptakan narasi yang kontroversial dan mencolok, menantang pemikiran konvensional dan merespons secara sarkastik terhadap pandangan hidup yang dianggap konvensional. Dengan menggunakan gaya dan nada yang khas, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai yang dianggap umum dan menilai ulang maknanya dalam konteks zaman yang berubah.

"Puisi Remy Sylado"
Puisi: Papi Mewanti Anak
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.