Puisi: Peristiwa (Karya Rivai Apin)

Puisi "Peristiwa" karya Rivai Apin menggambarkan perasaan seseorang dalam menghadapi perubahan dan kejadian-kejadian tak terduga dalam hidup.
Peristiwa


Malam membenamkan aku ke gang-gang
Dan dari aku, dia tidak akan dapat tantangan.
Aku tahu, kapal-kapal telah berangkat
Dan tidaklah akan kukejar ini kepergian.

Aku tadi juga di tangga dan di telingaku membising:
Orang bersuit-suitan dan menyoraki,
Tapi satu kilat memutuskan:
Aku kembali ke tengah mereka.

Benciku, yang melendir di mulut kuludahkan ke kapal yang tak kena
dan satu ombak kecil enak saja membawa ludahku lari.


Sumber: Dari Dua Dunia yang Belum Sudah (1972)

Analisis Puisi:
Puisi "Peristiwa" karya Rivai Apin adalah karya sastra yang menggambarkan perasaan seorang individu dalam menghadapi perubahan dan kejadian-kejadian tak terduga dalam hidupnya. Puisi ini mencoba untuk menggambarkan ketidakpastian, keputusan, dan perasaan yang muncul dalam menghadapi peristiwa yang memengaruhi dirinya.

Tema Puisi: Tema utama dalam puisi ini adalah perubahan dan ketidakpastian dalam hidup. Puisi ini mencoba untuk menggambarkan perasaan seorang individu ketika dia dihadapkan pada peristiwa atau kejadian yang tidak terduga, dan bagaimana dia meresponnya.

Penggambaran Malam: Malam dalam puisi ini mungkin digunakan sebagai simbol ketidakpastian atau kegelapan. Malam sering digunakan dalam sastra sebagai simbol ketidakpastian atau ketidakjelasan. Di sini, malam membenamkan pembicara ke dalam "gang-gang," menciptakan suasana yang tidak pasti.

Kapal-Kapal yang Berangkat: Kapal-kapal yang berangkat adalah gambaran tentang perubahan dan perjalanan. Mereka mungkin mewakili peluang yang telah hilang atau keputusan yang telah diambil. Puisi ini menciptakan perasaan bahwa pembicara tidak akan mengejar kapal-kapal itu, menunjukkan bahwa dia menerima peristiwa tersebut.

Suara-Suara dan Sorakan: Suara-suara dan sorakan yang terdengar di latar belakang menciptakan gambaran kerumunan atau orang-orang yang bersorak-sorai. Mungkin mereka adalah orang-orang yang bersuit-suitan dan menyoraki peristiwa yang terjadi dalam hidup pembicara.

Kilat dan Ludah: Kilat yang memutuskan mungkin adalah momen pencerahan atau keputusan yang tiba-tiba. Ludah yang diludahkan oleh pembicara ke kapal yang "tak kena" mungkin adalah ungkapan kebencian atau penolakan terhadap peristiwa atau peluang yang telah berlalu.

Puisi "Peristiwa" adalah karya sastra yang menggambarkan perasaan individu dalam menghadapi perubahan dan peristiwa tak terduga dalam hidupnya. Puisi ini menggunakan gambaran malam, kapal-kapal yang berangkat, suara-suara, sorakan, kilat, dan ludah untuk menciptakan gambaran perasaan ketidakpastian, keputusan, dan perubahan dalam hidup pembicara. Ini adalah puisi yang menciptakan atmosfer misteri dan ketidakjelasan dalam menghadapi peristiwa dalam hidup manusia.

Rivai Apin
Puisi: Peristiwa
Karya: Rivai Apin

Biodata Rivai Apin:
  • Rivai Apin adalah salah satu Sastrawan Angkatan '45.
  • Rivai Apin lahir pada tanggal 30 Agustus 1927 di Padang Panjang, Sumatra Barat.
  • Rivai Apin meninggal dunia pada bulan April, 1995 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.