Puisi: Retret (Karya Remy Sylado)

Puisi "Retret" karya Remy Sylado merangkum pemikiran mendalam mengenai hidup, cinta, dan pencarian makna spiritual. Melalui bahasa yang indah dan ...
Retret

Kalau ada karet penghapus
ayo kita lupakan segala kata
yang pernah megah dalam ucapan
di teruna usia
atas nama cinta
yang menyelundup di balik birahi.

Kita mencari yang tidak pernah
membawa pada kemerdekaan
sementara kemerdekaan yang kita damba
dalam roh dalam sukma
berganti-ganti dalam pengharapan yang hitam
Ayo kita tembusi gelap kesulitan
mencari pembebasan yang tanpa waktu
walau hanya pelepasan sementara
asal atas nama-Nya
Banyak berbuat
tidak menjamin
banyak menghasilkan
tapi banyak tafakur
mendekatkan roh kita dalam roh-Nya.

Orang kaya minum air mata
dalam perbudakan wang
orang percaya minum darah
dalam peringatan salib
Semua orang percaya adalah orang kaya
di rumah Bapa yang kekal di seberang sana

Kalau ada ruang sipongang
ayo kita tampung segala kata
yang akan kita ucapkan
di sisa usia
dalam belas kasih
yang tumbuh dari dasar nurani.

Sumber: Kerygma & Martyria (2004)

Analisis Puisi:
Puisi "Retret" karya Remy Sylado adalah sebuah karya sastra yang merangkum pemikiran mendalam mengenai hidup, cinta, dan pencarian makna spiritual. Melalui bahasa yang indah dan simbol-simbol yang terpilih, puisi ini menawarkan refleksi mendalam tentang perjalanan roh manusia.

Metafora dan Simbolisme: Penyair menggunakan metafora dan simbolisme untuk menggambarkan perjalanan batin manusia. Karet penghapus menjadi simbol pengampunan dan kemauan untuk melupakan kata-kata yang mungkin telah merugikan atau menyakiti. Ruang sipongang melambangkan kesempatan untuk menyimpan kata-kata dengan hati-hati, menunjukkan pentingnya berbicara dengan bijaksana dan kasih.

Cinta dan Birahi: Puisi membahas perbedaan antara cinta dan birahi. Penyair mengecam birahi yang merusak dan mencoba mengalihkannya menjadi cinta yang sejati, cinta yang murni dan tulus. Ini mencerminkan perjuangan manusia dalam menemukan makna sejati dari cinta, bukan hanya kepuasan nafsu semata.

Pencarian Kemerdekaan Batin: Penyair mengeksplorasi tema pencarian kemerdekaan batin. Kemerdekaan yang dicari bukan hanya dalam konteks politik, tetapi juga dalam dimensi rohaniah dan sukma. Pencarian ini terjadi melalui kesulitan, tetapi diharapkan membawa pembebasan yang sejati.

Tafakur dan Pemahaman Batin: Puisi menggarisbawahi pentingnya tafakur, atau introspeksi dan refleksi mendalam, dalam mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa. Meskipun banyak berbuat dan menghasilkan, tafakur dianggap sebagai sarana untuk mendekatkan roh kepada roh-Nya, menunjukkan bahwa kekayaan spiritual lebih bernilai daripada kesuksesan materi.

Perlawanan Terhadap Perbudakan Materi: Penyair mengkritik perbudakan wang (materi) dan menggambarkan orang kaya yang minum air mata sebagai simbol pengorbanan dan kepedulian di tengah-tengah materialisme. Sebaliknya, orang percaya diyakini minum darah dalam peringatan salib, menunjukkan penerimaan pengorbanan dan nilai spiritual.

Kesederhanaan dan Belas Kasih: Puisi mendorong kesederhanaan dan belas kasih sebagai dasar untuk membangun hubungan yang tulus. Belas kasih yang tumbuh dari dasar nurani dianggap lebih murni dan bernilai ketimbang cinta yang lahir dari birahi atau kepentingan pribadi.

Pencarian Spiritual dan Ketuhanan: Puisi "Retret" menyoroti pencarian spiritual dan keterhubungan dengan Yang Maha Kuasa. Pencarian ini dilakukan dengan pelepasan dari kata-kata yang negatif, tafakur, dan kesediaan untuk berbuat dengan penuh belas kasih.

Puisi "Retret" adalah puisi yang sarat dengan makna dan refleksi. Remy Sylado menggunakan bahasa yang kaya untuk mengajak pembaca pada perjalanan spiritual, mengeksplorasi konsep cinta, belas kasih, dan pencarian makna hidup. Puisi ini menawarkan inspirasi untuk melakukan retret batin dan merenung tentang hubungan manusia dengan Tuhan serta sesama manusia.

Puisi Remy Sylado
Puisi: Retret
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.