Puisi: Sketsa tentang Kota Tercinta (Karya Remy Sylado)

Puisi "Sketsa tentang Kota Tercinta" karya Remy Sylado mempersembahkan penggambaran cinta dan kerinduan terhadap kota Bandung.
Sketsa tentang Kota Tercinta


Adakah tajuk yang lebih cantik dari namakau
jika segala orang menyebut keindahan dalam dirikau
dengan cara sungai yang mengalir di musim Desember
menggerinjang bagai darah muda digelorakan asmara
terus dan terus dan terus melampaui tahun-tahun
antara Dalem Bintang dan Burgmeester Coops.

Kayak kisah sahibul yang serba kebetulan
pernah kubuang diriku atas sukaku
dalam persetubuhan yang tulus dengan nyawakau
tanpa menghitung hari kapan birahikau pudar
seperti toh sekarang zaman segala menua
dan kau ikut kasihkan aku sumpek gerah macet
entah di Tamblong dukateuing di Banceuy.

Aku mimpikan jadi anak kecil lagi
bercelana-monyet di Ciumbuleuit yang bersih udarakau
bertelanjang-kaki di Cikapundung yang bening airkau
meluncur becak di Cipaganti yang teduh pohonankau
tapi kau pun tau dalam nadikau tiada lagi janji
seperti kala mahkotakau berjudul Parijs van Java
Oui, je sais, it y a longtemps, n'est-ce pas?

Mau kutanya di mana Situ Aksan
sebab aku tersesat di Jamika—tak kaujawab
mau kutanya di mana JPK Naripan
tempat aku dulu bermain drama
sebab aku tersesat di Braga—tak kaujawab
barangkali juga di mana Dago Thee Huis
tempat aku melihatkau seperti kunang-kunang
besok pun kaujawab menjadi restoran Cina
yang berjajar baso capcay fuyunghay kuluyuk babi.

Kemarin, cintaku Bandung, kemarin
dari masa kemegahan ex undis sol
met zijn vulkanen rond om
takkan kembali hari ini besok apa lusa
maka kutinggalkan perjalanan panineungan ini
sebab pertanyaan yang tak kaujawab
diam-diam menjadi bagian kesukaanku
sebagai segala orang di abad elektronik
pernah menjadi musafir mabuk
yang mengembara atas maunya
antara paradoks lampau dengan paradoks berikut
sampai datang menghampiri hari berhenti
kerna persoalan arti kehidupan
hanya mengasyikkan kuliah filsafat
sementara kata-kata lebih banyak
timbulkan perang daripada damai.

Jika nafasku besok harus berhenti
kerna rumus tak kuasanya aku bersaing
dengan Tuhan yang kusebut nama-Nya saban hari
mengingat hadiah-Nya akan nisymath khayyim
biar kupilih namakau untuk tempatku istirahat
menyatukan dagingku dengan bumikau
yang lama kupinjam dalam ilham dan kesenangan.

Kaulah cintaku salah satu yang memberiku adab
maka kunyanyikan asmarandana ini barang sebaris
cinta tidak pernah melihat kekurangan.


Analisis Puisi:
Puisi "Sketsa tentang Kota Tercinta" karya Remy Sylado adalah sebuah karya sastra yang mempersembahkan penggambaran cinta dan kerinduan terhadap kota Bandung, di mana kota tersebut menjadi simbol bagi perasaan-perasaan yang kompleks dan beragam. Puisi ini menggambarkan hubungan intim antara penulis dan kota, serta mengulas berbagai aspek dari hubungan tersebut.

Rasa Cinta yang Kuat: Puisi ini sejatinya adalah sebuah pengungkapan cinta yang dalam terhadap kota Bandung. Penulis mencurahkan rasa cinta dan rindu yang ia miliki terhadap kota tersebut melalui imaji-imaji yang kuat dan kata-kata yang penuh emosi. Penggunaan kata "tercinta" dalam judul puisi menunjukkan bahwa kota Bandung memiliki tempat khusus dalam hati penulis.

Penggunaan Nostalgia: Puisi ini mengandung nuansa nostalgia yang kuat. Penulis mengingatkan tentang momen-momen masa lalu yang indah dan berarti bagi dirinya. Ia mengenang suasana Bandung yang dulu pernah dijalaninya, melalui gambaran seperti "bercelana-monyet di Ciumbuleuit yang bersih udara kau," "bertelanjang-kaki di Cikapundung yang bening air kau," dan "meluncur becak di Cipaganti yang teduh pohonan kau."

Kritik terhadap Perubahan: Namun, dalam pengenangan tersebut, ada juga nuansa kekecewaan terhadap perubahan kota. Penulis merasakan perubahan yang terjadi, misalnya dalam baris "barangkali juga di mana Dago Thee Huis / tempat aku melihat kau seperti kunang-kunang / besok pun kau jawab menjadi restoran Cina / yang berjajar baso capcay fuyunghay kuluyuk babi." Perubahan ini merujuk pada komersialisasi dan perubahan tatanan sosial yang terjadi di kota.

Penegasan tentang Arti Kehidupan: Dalam puisi ini, ada juga penegasan akan pencarian arti kehidupan. Penulis merenungkan tentang makna hidup dan merasakan bagaimana kata-kata bisa menimbulkan konflik dan pertikaian. Penggunaan "persoalan arti kehidupan / hanya mengasyikkan kuliah filsafat" menggambarkan rasa tidak pasti akan makna hidup dan keraguan akan jawaban-jawaban yang ada.

Puisi "Sketsa tentang Kota Tercinta" karya Remy Sylado adalah sebuah karya yang memadukan cinta, nostalgia, dan refleksi dalam sebuah penggambaran yang indah tentang kota Bandung. Penulis merayakan keindahan dan keragaman kota, sambil merenungkan perubahan dan makna hidup dalam sebuah narasi yang kaya akan emosi dan gambaran.

Puisi Remy Sylado
Puisi: Sketsa tentang Kota Tercinta
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.