Puisi: Surat Kertas Hijau (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Surat Kertas Hijau" karya Sitor Situmorang menggambarkan keindahan alam, perenungan tentang kehidupan, dan keindahan dalam kesederhanaan.
Surat Kertas Hijau

Segala kedaraannya tersaji hijau muda
Melayang di lembaran surat musim bunga
Berita dari jauh
Sebelum kapal angkat sauh

Segala kemontokan menonjol di kata-kata
Menepis dalam kelakar sonder dusta
Harum anak dara
Mengimbau dari seberang benua

Mari, Dik, tak lama hidup ini
Semusim dan semusim lagi
Burung pun berpulangan.

Mari, Dik, kekal bisa semua ini
Peluk goreskan di tempat ini
Sebelum kapal dirapatkan.

1953

Analisis Puisi:

Puisi "Surat Kertas Hijau" karya Sitor Situmorang adalah sebuah karya sastra yang menghadirkan gambaran yang indah dan melankolis tentang keindahan alam dan perjalanan hidup manusia. Dalam puisi ini, Sitor Situmorang memanfaatkan gambaran alam dan metafora untuk menyampaikan pesan-pesan yang mendalam.

Gambaran Alam yang Indah: Puisi ini dimulai dengan gambaran alam yang menakjubkan, dengan segala keindahan musim bunga yang tersaji dalam hijau muda, dan kapal yang siap berlayar. Gambaran ini membawa pembaca ke dalam suasana alam yang memukau dan menyegarkan.

Keindahan Bahasa dan Imaji: Sitor Situmorang menggunakan bahasa yang indah dan imaji yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesan dalam puisi ini. Dia menyajikan gambaran-gambaran yang jelas dan menarik, seperti kemontokan yang menonjol di kata-kata, dan harum anak dara yang mengimbau dari seberang benua.

Perenungan tentang Hidup dan Kematian: Di bagian akhir puisi, penyair memperkenalkan tema kesejahteraan hidup dan kematian dengan menggunakan metafora burung yang berpulang. Dia mengajak pembaca untuk merenung tentang sifat sementara kehidupan dan keindahan momen-momen yang telah dilalui.

Pesan tentang Kehidupan yang Singkat dan Berharga: Penyair mengingatkan kita bahwa hidup ini singkat, seperti musim bunga yang berlalu sekejap. Namun, dalam singkatnya hidup, terdapat keindahan dan nilai-nilai yang berharga yang harus dihargai dan dinikmati.

Keceriaan dan Kesedihan dalam Kehidupan: Puisi ini mencampuradukkan unsur keceriaan dan kesedihan dalam melihat perjalanan hidup. Meskipun ada momen keceriaan, ada juga momen kesedihan dan perpisahan yang harus dihadapi.

Puisi "Surat Kertas Hijau" merupakan sebuah karya sastra yang menggambarkan keindahan alam, perenungan tentang kehidupan, dan keindahan dalam kesederhanaan. Sitor Situmorang dengan cemerlang menggambarkan perjalanan hidup manusia melalui metafora alam dan penggunaan bahasa yang indah. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang sifat sementara kehidupan dan pentingnya menghargai setiap momen yang kita miliki.

Puisi Surat Kertas Hijau
Puisi: Surat Kertas Hijau
Karya: Sitor Situmorang
© Sepenuhnya. All rights reserved.