Puisi: Dekap Aku, Kekasihku (Karya Dimas Arika Mihardja)

Puisi "Dekap Aku, Kekasihku" karya Dimas Arika Mihardja menyoroti pentingnya kesetiaan, kehadiran tulus, dan kekuatan dalam hubungan.
Dekap Aku, Kekasihku


Dekap aku dan jangan lepaskan
hiruk-pikuk jalanan menjajakan daging dalam deru nafas
terengah. Aku tak mau daging yang hanya akan membusuk
dan uap baunya sampai ke api pembakaran.

Dekap aku dan jangan lepaskan
cericit binatang malam dan angin jahanam hanya menikam
kemaluan. Aku tak mau malu yang terus memburu
tiap waktu. Aku tak mau hanya menjajakan cumbu rayu
mengajak masuk di dalam semak-semak waktu.

Dekaplah aku dan jangan lepaskan
di pusat kota, di penat kata aku ingin rebah
mendesahkan namamu. Merenda makna ada
dan tiada tanpa ada yang menggoda
dekaplah aku sepenuh dekap
dan jangan lepaskan pelukan sehangat genggam.


Jambi, 2010

Analisis Puisi:
Puisi "Dekap Aku, Kekasihku" karya Dimas Arika Mihardja adalah panggilan dari seorang penyair untuk didekap oleh kekasihnya, namun memiliki makna yang lebih dalam yang mempertimbangkan ketergantungan, kebutuhan akan kehadiran yang nyata, dan penolakan terhadap hal-hal yang tidak tulus.

Simbolisme Pelukan: Penyair menggunakan metafora pelukan sebagai simbol dari kebutuhan akan kehadiran nyata dan tulus. Pelukan di sini tidak hanya fisik, tetapi juga melambangkan keinginan untuk kehadiran sejati, keselarasan, dan ketulusan dalam hubungan.

Penolakan akan Kebusukan dan Kekosongan: Dalam puisi ini, penyair menolak hal-hal yang hanya akan membusuk dan tidak memiliki makna yang sejati. Daging yang akan membusuk dianggap sebagai simbol dari kebohongan, kekosongan, atau hubungan yang tidak tulus. Demikian juga dengan malu yang terus memburu, menggambarkan penolakan terhadap sesuatu yang memilukan dan tidak otentik.

Kebutuhan untuk Kekuatan dan Ketenangan: Penyair merindukan ketenangan, dan menemukan ketenangan tersebut dalam pelukan kekasihnya. Pusat kota yang dipaparkan dalam puisi bisa diartikan sebagai kehidupan yang penuh tekanan, dan dalam konteks ini, pelukan yang diminta menjadi simbol ketenangan dan kedamaian di tengah kehidupan yang penuh dengan tekanan dan kegelisahan.

Puisi "Dekap Aku, Kekasihku" adalah sebuah puisi yang memperlihatkan kebutuhan akan kehadiran yang nyata, tulus, dan kuat dalam hubungan. Penyair menolak hal-hal yang tidak tulus dan busuk, mencari kekuatan dan ketenangan dalam pelukan kekasihnya. Puisi ini menyoroti pentingnya kesetiaan, kehadiran tulus, dan kekuatan dalam hubungan.

Puisi: Dekap Aku, Kekasihku
Puisi: Dekap Aku, Kekasihku
Karya: Dimas Arika Mihardja
© Sepenuhnya. All rights reserved.