Puisi: Deru Campur Biru (Karya Dimas Arika Mihardja)

Puisi "Deru Campur Biru" karya Dimas Arika Mihardja adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan cinta dan keinginan untuk mengabadikan ....
Deru Campur Biru


Jika Chairil Anwar mengabadikan "Deru Campur Debu"
Aku ingin mengabadikan "Deru Campur Biru" di rumah batu
- Gapura pintu waktu telah menguak senyumku
hanya untukmu; kini aku tak lagi merasa malu
sebab kumau segala kata yang rindang
tumbuh di antara bibir tersenyum.

Aku ingin mengabadikan Deru Campur Haru
di keharuman pintu waktu - mengabadikan
senyuman kemanusiaan bagi sesiapa yang tak rela
menjadi korban; telah kukurbankan pilihan kata
hanya untuk mengabadikan makna
segalanya untukmu, cintaku.

Jika waktu terus berpusar di dada telanjang
menggemuruh sepanjang malam
membadai dan bergelora di dada luka
di situlah gerak cintaku menarikan ruas jemari
untukmu dan untuk-Mu, wahai kekasih
abadiku.


24 Maret 2011

Analisis Puisi:
Puisi "Deru Campur Biru" karya Dimas Arika Mihardja adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan cinta dan keinginan untuk mengabadikan momen-momen berharga dalam hidup. Puisi ini menciptakan gambaran tentang sebuah perasaan yang dalam dan penuh makna, serta dorongan untuk mengabadikannya melalui kata-kata.

Perasaan Cinta yang Mendalam: Puisi ini dimulai dengan perbandingan antara "Deru Campur Debu" yang diabadikan oleh Chairil Anwar dengan "Deru Campur Biru" yang ingin diabadikan oleh penyair. "Deru Campur Biru" digambarkan sebagai sesuatu yang indah dan berharga, seperti biru langit yang melambangkan kedamaian dan kerinduan. Penyair ingin menggambarkan perasaan cintanya yang mendalam melalui gambaran ini.

Keinginan untuk Mengabadikan Momen: Penyair mengungkapkan keinginannya untuk mengabadikan momen-momen berharga dalam hidup, terutama momen-momen yang berkaitan dengan perasaan cinta. Gapura pintu waktu yang digambarkan telah menguak senyumnya, dan kini ia tak lagi merasa malu untuk menyatakan perasaannya. Kata-kata yang digunakan oleh penyair menjadi alat untuk mengabadikan dan merayakan perasaannya.

Makna dan Senyuman Kemanusiaan: Penyair ingin mengabadikan "Deru Campur Haru" di keharuman pintu waktu. Ini mencerminkan makna yang lebih dalam dan kompleks dalam perasaan cinta, termasuk rasa haru dan kasih sayang yang mendalam. Senyuman kemanusiaan yang diabadikan dalam puisi ini menggambarkan makna universal cinta yang dapat dirasakan oleh semua orang.

Hubungan dengan Tuhan: Puisi ini juga menciptakan koneksi antara perasaan cinta manusia dengan keberadaan Tuhan. Penyair menyebut "untukmu dan untuk-Mu, wahai kekasih abadiku," mengindikasikan bahwa cinta yang diungkapkan dalam puisi ini juga memiliki dimensi spiritual yang lebih dalam.

Simbolisme Waktu dan Ruang: Penggunaan simbolisme waktu dan ruang dalam puisi ini, seperti "Gapura pintu waktu" dan "keharuman pintu waktu," menggambarkan bagaimana perasaan cinta dapat melintasi batas-batas fisik dan temporal. Hal ini menciptakan suasana yang mendalam dan abadi.

Puisi "Deru Campur Biru" karya Dimas Arika Mihardja adalah sebuah karya sastra yang mengungkapkan perasaan cinta yang mendalam dan keinginan untuk mengabadikan momen-momen berharga dalam hidup. Melalui gambaran "Deru Campur Biru" dan penggunaan kata-kata, penyair menciptakan karya yang mengandung makna universal tentang cinta, hubungan dengan Tuhan, dan kedalaman emosi manusia.

"Puisi Dimas Arika Mihardja"
Puisi: Deru Campur Biru
Karya: Dimas Arika Mihardja
© Sepenuhnya. All rights reserved.