Analisis Puisi:
Puisi "Di Kedalaman Dada, Jogja" karya Dimas Arika Mihardja memiliki beberapa aspek menarik yang bisa ditemukan dalam bahasa dan pesannya. Berikut adalah beberapa poin menarik yang bisa ditemukan dalam puisi ini:
- Penggambaran Jogja: Puisi ini menggambarkan Jogja sebagai tempat yang memiliki kedalaman emosi yang mendalam. Menggambarkan gempa sebagai metafora yang mengguncang-guncang orang-orang yang telah melintasi Malioboro, Kraton, dan candi-candi di Jogja. Hal ini menunjukkan bahwa Jogja memiliki pengaruh yang kuat terhadap mereka yang mengenal dan mengalami tempat tersebut.
- Rasa candu yang pahit: Puisi ini menyebutkan bahwa di kedalaman dada Jogja, candu terasa pahit. Hal ini bisa diartikan bahwa kecintaan atau hasrat terhadap Jogja bisa menjadi sesuatu yang menghancurkan dan tidak menyenangkan. Merujuk pada daya tarik yang kuat namun memiliki konsekuensi yang sulit.
- Penderitaan dan kerusakan: Puisi ini menyebutkan tentang merapi yang sakit flu berat dan terbakar oleh asap rokok Mbah Maridjan dan cerutu Sri Sultan. Menggambarkan bahwa Jogja juga mengalami penderitaan dan kerusakan, baik fisik maupun emosional. Puing-puing duka dan keping-keping luka menggambarkan adanya rasa sakit dan trauma yang sulit diungkapkan dan diungkapkan.
Puisi ini mencerminkan pengalaman yang kompleks dan bercampur aduk terhadap Jogja. Menggambarkan kedalaman emosi dan pengaruh yang kuat yang dirasakan oleh individu yang terhubung dengan kota tersebut. Puisi ini juga menyoroti sisi gelap dan penderitaan yang tersembunyi di balik citra yang indah dan menarik dari Jogja.
Karya: Dimas Arika Mihardja