Puisi: Di Punggung Bukit (Karya Dimas Arika Mihardja)

Puisi "Di Punggung Bukit" karya Dimas Arika Mihardja menggambarkan pemandangan alam yang indah dan menggabungkannya dengan pengungkapan emosi pribadi.
Di Punggung Bukit


Duduk di atas undakan peradaban
bukit-bukit tersaput kabut
hanya punggungmu bergaris
meriwayatkan gerimis.

Panorama alam benda direnda jadi wacana
dipuja oleh siapa saja
kecuali pejalan sunyi, sendiri
menganyam puisi dan membacanya di batas kata
yang menggigilkan makna.

Di punggung bukit kurakit kesaksian
sepenuh erang
kesakitan.


Jambi, 2010

Analisis Puisi:
Puisi "Di Punggung Bukit" karya Dimas Arika Mihardja adalah karya sastra yang singkat namun penuh dengan gambaran dan emosi yang kuat. Dalam puisi ini, penulis menggambarkan pemandangan alam yang indah dan menggabungkannya dengan pengungkapan emosi pribadi.

Deskripsi Pemandangan Alam: Puisi ini dimulai dengan deskripsi pemandangan alam yang damai dan indah. Penulis menggambarkan bukit-bukit yang tersaput kabut, menciptakan gambaran visual yang tenang. Ini menciptakan suasana yang merenung dan misterius.

Punggung Bukit sebagai Simbol: Punggung bukit yang digambarkan dalam puisi ini mungkin memiliki makna simbolis. Punggung bukit dapat melambangkan keheningan dan kesunyian, tempat di mana seseorang dapat merenung dan meresapi keindahan alam. Ini juga dapat melambangkan tempat di mana pengalaman pribadi atau emosi diungkapkan.

Kabut dan Gerimis sebagai Simbol: Kabut yang menyapu bukit-bukit dan gerimis yang disebutkan dalam puisi ini dapat dianggap sebagai simbol alam dan perasaan manusia. Kabut menciptakan rasa misteri dan ketidakpastian, sementara gerimis dapat melambangkan perasaan atau pengalaman yang terasa sedih atau mendalam.

Pengungkapan Emosi: Di bait terakhir dari puisi ini menggambarkan pengungkapan emosi yang kuat. Kata-kata "kurakit kesaksian" dan "sepenuh erang" menciptakan gambaran tentang seseorang yang sedang menghadapi perasaan atau pengalaman yang sangat intens. Ini mengundang pembaca untuk merenungkan apa yang mungkin telah terjadi di punggung bukit tersebut.

Gelombang Emosi: Puisi ini menciptakan perasaan ketegangan emosional yang berkembang dari deskripsi alam yang damai hingga pengungkapan emosi yang mendalam. Ini menciptakan dinamika dalam puisi yang memungkinkan pembaca untuk merasa terhubung dengan pengalaman dan perasaan penulis.

Puisi "Di Punggung Bukit" adalah karya yang memadukan deskripsi alam yang indah dengan ekspresi emosi yang kuat. Penulis menggunakan gambaran alam untuk menciptakan latar belakang yang tenang, sementara pada saat yang sama mengungkapkan pengalaman pribadi atau perasaan yang mendalam. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan hubungan antara alam dan perasaan manusia.

Puisi Di Punggung Bukit
Puisi: Di Punggung Bukit
Karya: Dimas Arika Mihardja
© Sepenuhnya. All rights reserved.