Puisi: Di Tepi Danau Menikmati Bianglala (Karya Dimas Arika Mihardja)

Puisi "Di Tepi Danau Menikmati Bianglala" merupakan sebuah penggambaran indah tentang momen kebersamaan dan keindahan alam, yang menggambarkan ...
Di Tepi Danau
Menikmati Bianglala
Bersama Heru Emka

Di Tepi Danau

Terasa benar kesejukan senyummu, Emka
kau duduk di sebelahku mengelus kumis yang melebat
jadi hujan keharuan.

Sepasang angsa berenang di air yang tenang
menyisir alir yang meriak ke tepian danau
terasa kau dan aku sama merindu percik pesona
renjana jingga

Bersama kita duduk
diaduk gelora mencinta:

Menikmati Bianglala

Cakrawala langit terasa wingit
kita saling gamit, terkadang genit
menikmati bianglala di retina mata
dan terasa alangkah nikmatnya duduk bersama
diaduk dalam secangkir kopi atau teh hangat.

Merah kuning jinggalah warna cinta kita
berpendar di luas cakrawala, seperti teja berkilau
dalam pendar cahaya matahari senja.

Alangkah tambun tubuhmu, Emka
serupa puisi yang padat isi
berloncatanlah imaji dan ilusi
mewarnai garis warna pelangi

Bersamamu Heru Emka

Lahir puisi di antara intermezo
di dunia nyata dan alam maya
semoga kita tak hanya memperbanyak mayat
namun senantiasa melayat langit dengan doa
sepenuh cinta.

2011

Analisis Puisi:

Puisi ini merupakan sebuah penggambaran indah tentang momen kebersamaan dan keindahan alam, yang menggambarkan kedamaian dan kehangatan hubungan antara dua individu yang menikmati keindahan danau serta kehadiran bianglala.

Tema Kebersamaan dan Kecantikan Alam: Puisi ini memfokuskan pada tema kebersamaan antara dua individu, Dimas Arika Mihardja dan Heru Emka, yang menikmati keindahan danau bersama-sama. Mereka terhubung melalui keindahan alam dan momen yang indah di tepi danau.

Gambaran Alam yang Indah: Penyair menggunakan bahasa yang indah dan deskriptif untuk menggambarkan keindahan alam sekitar, seperti danau yang tenang, angsa yang berenang, serta cakrawala yang penuh warna dan bianglala yang berkilauan di mata.

Simbolisme Warna: Warna-warna yang digambarkan dalam puisi, seperti merah, kuning, dan jingga, tidak hanya menggambarkan keindahan alam, tetapi juga menggambarkan perasaan cinta dan kehangatan dalam hubungan antara dua individu yang sedang menikmati momen bersama.

Keterhubungan dengan Alam dan Puisi: Penyair mengekspresikan harapan bahwa kehadiran mereka di tepi danau bukan hanya tentang menghargai keindahan alam, tetapi juga tentang menemukan inspirasi untuk menciptakan puisi yang membangkitkan perasaan dan imajinasi.

Kiasan dan Metafora: Puisi ini menggunakan kiasan dan metafora, seperti "mengelus kumis yang melebat jadi hujan keharuan" dan "tubuhmu serupa puisi yang padat isi", untuk menggambarkan keintiman dan keindahan dalam hubungan serta kekayaan emosional yang terdapat dalam momen kebersamaan.

Doa dan Keharmonisan: Puisi ini mengakhiri dengan doa, mencerminkan harapan dan keinginan untuk menjaga keharmonisan dan kebersamaan dalam hubungan, serta memperkaya kehidupan dengan keindahan alam dan seni.

Puisi "Di Tepi Danau Menikmati Bianglala Bersama Heru Emka" adalah sebuah karya yang memukau dan menyentuh, menggambarkan keindahan alam serta momen kebersamaan yang mendalam antara dua individu. Dengan bahasa yang indah dan gambaran yang kuat, penyair berhasil menangkap esensi kedamaian dan kehangatan dalam momen-momen sederhana di alam.

"Puisi Dimas Arika Mihardja"
Puisi: Di Tepi Danau Menikmati Bianglala bersama Heru Emka
Karya: Dimas Arika Mihardja
© Sepenuhnya. All rights reserved.