Puisi: Empat Sajak Nasehat (Karya Raudal Tanjung Banua)

Puisi "Empat Sajak Nasehat" memberikan nasehat tentang kehidupan, kerja keras, penerimaan terhadap perubahan, pentingnya ilmu pengetahuan, dan ...
Sajak Nasehat (1)


Kotek-kotek induk ayam
bertelur lima menetes tiga
jangan begitu, katamu
sedikit berbuat ribut sekampung
o, induk katung
bertelur banyak di pasir-pasir hening
belum tentu satu menetas
karena jejak, karena jejak
dapat berkhianat


Sajak Nasehat (2)


Walau hidup dalam tempurung
jangan ajari katak melompat
tahu apa kau tentang jagad
(yang murung)
jagad alangkah luas
kemurungan tanpa batas


Sajak Nasehat (3)


Carilah ilmu ke negeri Cina
kalau bodoh tak ‘kan ke mana
akan lari gunung tak dikejar
dibawa sebukit-sebukit (berpasang-pasang 
bukit)
pergi malam


Sajak Nasehat (4)


Segala bangsa akan tiada
suka tidak suka
setiap nama akan binasa
punya tidak punya
karena itu, cari oleh dikau akan ilmu
karena ilmu, tak Cina hilang di kitab.

2015

Analisis Puisi:
Puisi "Empat Sajak Nasehat" karya Raudal Tanjung Banua menggambarkan pesan-pesan nasehat dalam bentuk puisi pendek yang sederhana. Setiap sajak memberikan pandangan yang berbeda tentang kehidupan dan pembaca diajak untuk merenungkan pesan yang terkandung dalam setiap sajak.

Sajak Nasehat (1): Puisi pertama menggambarkan makna tentang kehidupan dan kerja keras. Kotek-kotek, atau induk ayam, yang bertelur lima menetes tiga, adalah simbol usaha yang keras dan teratur. Puisi ini mengajarkan bahwa hasil yang baik dalam hidup seringkali memerlukan waktu dan usaha yang konsisten. Namun, puisi juga memberikan peringatan agar tidak terlalu ribut dalam mencapai tujuan, karena usaha yang berlebihan bisa menyebabkan kehancuran. Makna dari kata "jejak" dalam puisi ini menunjukkan bahwa tindakan kita bisa memiliki dampak yang tidak diinginkan.

Sajak Nasehat (2): Puisi kedua menggambarkan kebijaksanaan tentang tidak mencoba mengubah sifat alami. Katak hidup dalam tempurung dan merupakan simbol bagi mereka yang menerima nasib dan tidak berusaha untuk mengubah diri mereka sendiri. Dalam konteks ini, puisi menyarankan agar kita tidak mengajari katak (mereka yang menolak perubahan) untuk melompat atau berubah. Jagad (dunia) adalah tempat yang luas dan penuh dengan kejutan. Namun, kemurungan adalah bagian dari pengalaman manusia, dan terkadang, kita harus menerimanya.

Sajak Nasehat (3): Puisi ketiga memberikan nasehat tentang pentingnya ilmu pengetahuan. Pergi ke negeri Cina dalam puisi ini mungkin merujuk pada pencarian ilmu pengetahuan yang mendalam. Puisi ini menggambarkan bahwa kebodohan tidak akan membawa kita ke mana-mana. Pada akhirnya, pengetahuan adalah harta yang tak ternilai dan merupakan sarana untuk menghindari ketidakberdayaan.

Sajak Nasehat (4): Puisi keempat menggambarkan esensi dari pencarian ilmu. Puisi ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu di dunia ini akan lenyap, termasuk bangsa dan nama. Oleh karena itu, pesan dalam puisi ini adalah tentang pentingnya pengetahuan dan ilmu pengetahuan, yang tidak akan hilang atau lenyap. Pesan ini mengajak kita untuk terus belajar dan memperkaya diri dengan ilmu, karena itu adalah yang akan bertahan selamanya.

Puisi "Empat Sajak Nasehat" karya Raudal Tanjung Banua memberikan nasehat tentang kehidupan, kerja keras, penerimaan terhadap perubahan, pentingnya ilmu pengetahuan, dan keabadian pengetahuan. Melalui puisi-puisi yang sederhana ini, pembaca diingatkan untuk menghargai aspek-aspek ini dalam hidup mereka dan untuk berusaha terus belajar dan berkembang.

"Puisi: Empat Sajak Nasehat"
Puisi: Empat Sajak Nasehat
Karya: Raudal Tanjung Banua
© Sepenuhnya. All rights reserved.