Puisi: Istriku Menanam Belati (Karya Dimas Arika Mihardja)

Puisi: Istriku Menanam Belati (bukan Melati) Karya: Dimas Arika Mihardja
Istriku Menanam Belati (bukan Melati)


Istriku menanam belati ketika pesawat televisi nyala sepanjang hari
tak bosan menjajakan iklan dengan selingan berita derita bangsa
yang mengancam dengan otot-otot rambo
yang menyesatkan anak-anak dengan cerita cinta
atau drakula.

Istriku menanam belati ketika orang-orang kesetanan
memuja jin dan dukun yang bau kemenyan
matanya berkilat melihat mantra penggoda iman.

Istriku menanam belati
dan matanya berkilat saat anggota parlemen
suka ngunyah permen karet membicarakan dirinya sendiri
beretorika membela rakyat tanpa etika dan tata-krama
padahal kursi juga yang diincarnya.

Istriku menanam belati
ketika timbangan keadilan sungguh tak seimbang
berkilat matanya melihat kesenjangan
dan aneka permainan sulapan.

Istriku menanam belati
ia tak bisa nyanyi "sudah bebas negeri kita"
tapi sangat memahami mewahnya penjara
dan liarnya para penjarah.

Istriku, ialah nurani
yang setiap saat siap menyayat sesiapa saja
matanya berkilau ketika kata tak seiring perbuatan.


Jambi, 2010


Puisi Dimas Arika Mihardja
Puisi: Istriku Menanam Belati (bukan Melati)
Karya: Dimas Arika Mihardja
© Sepenuhnya. All rights reserved.