Puisi: Keberangkatan (Karya Raudal Tanjung Banua)

Puisi "Keberangkatan" karya Raudal Tanjung Banua mengundang pembaca untuk merenungkan perubahan, perpisahan, dan dampak tindakan manusia terhadap ...
Keberangkatan


Telah puas kuselami laut kita,
asinnya tinggal seujung lidah
bukit-bukit kapur putih
lebur di laut hanya menggarami mata
berlomba sungai-sungai kirimi limbah cuka
tawarkan nasib mujur pada ikan-ikan lucu
yang kita punya.

Kau tahu setelah itu?
Kail tak pernah jujur
- dan ikan tak akan mujur;
dijemur panas pasir
dan dagingnya diukir di piring-piring perjamuan
sedang hujan tak turun
di pasir pemanggangan ini
Adakah kita masih di laut atau pesisirnya?

Maka, hembus-hembuslah pasir yang sekian lama
memerihkan mata kita
Lepaskan saja dan lempar!
Biarkan terbenam di asin laut dari pantai yang lain
biarkan jatuh di putih kapur dari bukit karang yang beda
atau menggelinding di lengkung langit bikin hujan tak reda.

(Seperti aku mencukil bola mata dan melemparkannya jauh-jauh)


Padang, 1995

Analisis Puisi:
Puisi "Keberangkatan" karya Raudal Tanjung Banua adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan perpisahan dan perubahan dalam konteks alam dan lingkungan laut. Puisi ini mengandung berbagai elemen yang mengeksplorasi tema-tema seperti perubahan, keterpisahan, dan refleksi manusia terhadap alam.

Simbolisme Laut dan Alam: Puisi ini dimulai dengan menggambarkan pengalaman berlayar dan menjelajahi laut. Laut dalam puisi ini bisa diartikan sebagai simbol perjalanan hidup dan pengalaman. Laut yang diselami oleh pembicara awalnya memiliki karakteristik yang murni dan alami, tetapi perubahan seiring waktu telah mengubahnya.

Perubahan dalam Kehidupan: Puisi ini mencerminkan tema perubahan dalam kehidupan. Pembicara awalnya mencatat perubahan dramatis dalam laut, dari air laut yang asin menjadi lingkungan yang tercemar oleh aktivitas manusia seperti pembuangan limbah. Hal ini mencerminkan bagaimana tindakan manusia dapat merubah alam dan lingkungannya.

Keterpisahan dan Perpisahan: Terdapat sentimen keterpisahan dalam puisi ini. Kata-kata seperti "Kau tahu setelah itu?" dan "Adakah kita masih di laut atau pesisirnya?" menciptakan perasaan ketidakpastian dan perpisahan. Mungkin pembicara merenungkan tentang hubungan yang terputus dengan lingkungan laut dan alam semulanya.

Metafora Mata: Pada akhir puisi, terdapat metafora yang kuat dengan kalimat "Seperti aku mencukil bola mata dan melemparkannya jauh-jauh." Metafora ini bisa diartikan sebagai tindakan pembicara yang mencoba melepaskan atau meninggalkan sesuatu yang telah menjadi bagian dari dirinya.

Bahasa dan Gaya Puisi: Penyair menggunakan bahasa yang sederhana dan lugas, namun memiliki makna mendalam. Ia menggambarkan perasaan dan refleksi dengan kata-kata yang kuat dan efektif. Gaya bahasanya memberikan kejelasan dalam menyampaikan pesan dan emosi.

Puisi "Keberangkatan" karya Raudal Tanjung Banua adalah karya yang mengundang pembaca untuk merenungkan perubahan, perpisahan, dan dampak tindakan manusia terhadap alam. Melalui penggambaran laut sebagai simbol perjalanan hidup, puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga lingkungan alamiah kita dan merenungkan dampak tindakan kita terhadapnya.

Puisi: Keberangkatan
Puisi: Keberangkatan
Karya: Raudal Tanjung Banua
© Sepenuhnya. All rights reserved.