Puisi: Kesetiakawanan (Karya Remy Sylado)

Puisi "Kesetiakawanan" karya Remy Sylado menggambarkan esensi kesetiakawanan sebagai respons terhadap penderitaan dan ketidakadilan di seluruh dunia.
Puisi Kesetiakawanan


Bukan hanya perempuan boleh menangis
tapi juga lelaki yang tak bebas bicara
dalam satu negeri yang merdeka.

Kukatakan ini kepada engkau
di Bosnia di Afrika Selatan di Korea
di Afghanistan di semua bagian bumi
di mana penguasa meniru ifrit Caligula
menerjemahkan kekuasaan sebagai kekerasan
Ini! Puisi tanda kesetiakawananku
tumbuh dari kasih yang mukim di dalam.

Jika kau menderita, kau saudaraku
Berangkat aku bersama gaung tangis
ke langit melapor pada Tuhanku
Eli! Eli! Lama sabakhtani!


Analisis Puisi:
Puisi "Kesetiakawanan" karya Remy Sylado menggambarkan esensi kesetiakawanan sebagai respons terhadap penderitaan dan ketidakadilan di seluruh dunia. Dalam puisi ini, Remy Sylado mengekspresikan solidaritasnya dengan saudara-saudara yang menderita di berbagai penjuru dunia. Dengan menggabungkan unsur empati, agama, dan panggilan hati, puisi ini menyoroti pentingnya kebersamaan dan kepedulian terhadap kesengsaraan sesama.

Kesetiakawanan dalam Penderitaan: Puisi ini membuka dengan afirmasi bahwa bukan hanya perempuan yang berhak menangis, tetapi juga lelaki yang mungkin tidak merasa bebas bicara dalam konteks kehidupan di negara yang seharusnya merdeka. Penyair menunjukkan pemahamannya terhadap kesetaraan emosi dan kebutuhan untuk saling mendukung dalam menghadapi penderitaan.

Dimensi Global Kesetiakawanan: Remy Sylado merentangkan pesan kesetiakawanan ke seluruh dunia dengan menyebutkan beberapa negara seperti Bosnia, Afrika Selatan, Korea, dan Afghanistan. Hal ini menegaskan bahwa kesetiakawanan tidak mengenal batas geografis atau budaya. Penderitaan di mana pun di dunia menjadi panggilan untuk bersatu.

Kekuasaan dan Kekerasan: Puisi mengkritisi para penguasa yang menggunakan kekuasaan mereka sebagai alat kekerasan, mirip dengan cara yang dilakukan oleh "ifrit Caligula." Penyair mengecam penyalahgunaan kekuasaan dan menyoroti peran kesetiakawanan dalam menentang tirani.

Keberagaman dalam Kesetiakawanan: Remy Sylado menggambarkan kesetiakawanan sebagai sesuatu yang tumbuh dari "kasih yang mukim di dalam." Ini mencerminkan ide bahwa kesetiakawanan tidak hanya bersifat fisik atau politis, tetapi juga mencakup dimensi spiritual dan emosional.

Doa sebagai Ungkapan Kesetiakawanan: Penyair mengakhiri puisi dengan doa yang sangat kuat, merayu kepada Tuhan ("Eli! Eli! Lama sabakhtani!"). Doa ini mencerminkan kepedulian dan keinginan untuk berbagi penderitaan dengan Tuhan, serta mengajak pembaca untuk merenungkan makna sejati dari kesetiakawanan.

Puisi "Kesetiakawanan" adalah sebuah karya yang menggugah hati untuk bersatu dalam menghadapi penderitaan dan ketidakadilan di seluruh dunia. Remy Sylado berhasil menyajikan kesetiakawanan sebagai nilai universal yang memerlukan tindakan nyata dan doa bersama untuk membawa perubahan yang positif.

"Puisi Remy Sylado"
Puisi: Kesetiakawanan
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.