Puisi: Kwatrin Mei Menuju Danau Ning Ati (Karya Dimas Arika Mihardja)

Puisi "Kwatrin Mei Menuju Danau Ning Ati" menyampaikan pesan tentang perubahan, keindahan, dan kedamaian yang dapat ditemukan dalam kebersihan alam.
Kwatrin Mei Menuju Danau Ning Ati (1)

"Pa, ini tanggal satu, kan?" bisik ibu nurani sembari kecup pipi pagi selalu saja berseri, bersiap mengantar bidadari menjumput bintang Mei pelan menapak dan mengajak ke Danau Ning Ati yang berkilau airnya sebagai matahari aku selalu menepati janji untuk datang dan lalu pergi.

"Kenalkah kalian pada Mei?" tanyaku pada rumput di sepanjang jalan, rumput itu terus bergoyang dengan riang menyanyikan Serenada dan Gita kembara "Mei hanyalah kembaranku saat melawat langit di bawah rindang cemara" rumput-rumput itu tak lagi cemberut, ia menghamparkan embun di ujung daun.

Seusai April menggigil, kini Mei yang berselendang keemasan datang melenggang rambutnya yang kembang mayang dibiarkannya melambai serupa surai saat selalu berlari mengejar waktu dan bersama menuju zaman baru hei, Mei berjalan sendiri ke Danau Ning Ati menuju sunyi!

Awal Mei, 2010

Kwatrin Mei Menuju Danau Ning Ati (2)

Maju dua langkah kalian sampai di bibir danau cemara duduklah. Hirup udara segar. Kosongkan pikiran. Atur nafas. Heningkan cipta. Ya, kalian telah sampai Danau Ning Ati keheningan yang bening mengambang di wajah yang teduh.

Desau cemara menghalau risau-risau desah angin mengalirkan keinginan gericik air mericikkan gugusan gagasan kebeningan yang hening terasa nyaring.

Maju dua langkah, Mei menghitung hari mengejar matahari bersama matahati di alir waktu bergulir: ia tersihir oleh langkah memanjang seluas sajadah bermotif ka'bah.

Jambi, 2 Mei 2010

Analisis Puisi:
Puisi "Kwatrin Mei Menuju Danau Ning Ati" karya Dimas Arika Mihardja merupakan sebuah karya yang sarat dengan simbolisme alam dan perjalanan waktu. Dengan menggambarkan perjalanan Mei ke Danau Ning Ati, puisi ini menciptakan suasana yang penuh makna dan mempersembahkan keindahan alam sebagai latar cerita.

Kehadiran Bulan Mei: Puisi dimulai dengan ibu yang bersiap mengantar Mei menuju Danau Ning Ati. Bulan Mei digambarkan sebagai bidadari yang menjemput bintang. Simbolisme bulan Mei memberikan nuansa keindahan dan kelembutan pada puisi, dan Mei diwakili sebagai bidadari yang menapaki perjalanannya.

Perbincangan dengan Rumput: Penggunaan dialog dengan rumput menambah dimensi puisi. Rumput yang awalnya hanya tumbuhan menjadi penuh kehidupan dan berinteraksi dengan narator. Simbolisme ini bisa mencerminkan kepekaan terhadap alam dan keinginan untuk berkomunikasi dengan segala bentuk kehidupan.

Mei sebagai Simbol Perubahan Waktu: Pergantian musim dari April ke Mei menjadi simbol perubahan. Mei diwakili sebagai waktu yang berselendang keemasan, menggambarkan kemegahan dan kesejahteraan. Perjalanan waktu yang terukir dalam kata-kata menciptakan alur narasi yang dinamis.

Pemandangan Danau Ning Ati: Puisi mempersembahkan Danau Ning Ati sebagai tempat yang penuh kedamaian. Deskripsi alam yang dihadirkan, seperti cemara dan desah angin, menciptakan gambaran yang indah dan memberikan kesan keheningan dan kebersihan.

Langkah Mei yang Bermakna: Langkah Mei yang dihitung dan dihubungkan dengan perpanjangan sajadah bermotif ka'bah memberikan nuansa keagamaan. Ini memberikan lapisan spiritual dan menunjukkan keutamaan perjalanan Mei menuju Danau Ning Ati.

Suara Alam sebagai Musik Puisi: Penggunaan suara alam, seperti desah cemara dan gugusan gagasan yang mericikkan air, menciptakan suasana musik dalam puisi. Hal ini memperkuat citra keindahan alam yang menjadi latar belakang perjalanan Mei.

Pemilihan Kata dan Gaya Bahasa: Pemilihan kata yang cermat dan gaya bahasa yang indah menghasilkan kekuatan emosional dalam puisi ini. Ekspresi yang dihasilkan menciptakan keterikatan emosional dengan alam dan karakter Mei.

Puisi "Kwatrin Mei Menuju Danau Ning Ati" adalah puisi yang memukau dengan imajinasi dan simbolisme alam yang kaya. Melalui perjalanan Mei, puisi ini menyampaikan pesan tentang perubahan, keindahan, dan kedamaian yang dapat ditemukan dalam kebersihan alam. Suasana spiritual dan harmoni dengan alam menciptakan atmosfer puisi yang memukau dan memberikan pengalaman membaca yang mendalam.

"Puisi: Kwatrin Mei Menuju Danau Ning Ati (1)"
Puisi: Kwatrin Mei Menuju Danau Ning Ati
Karya: Dimas Arika Mihardja
© Sepenuhnya. All rights reserved.