Puisi: Manado Tua (Karya Raudal Tanjung Banua)

Puisi "Manado Tua" karya Raudal Tanjung Banua adalah sebuah penggambaran tentang keindahan alam dan kehidupan kota Manado Tua, yang merupakan ....
Manado Tua


Gunung tua Manado Tua
bertapa di laut tua

Bukit-bukit remaja Minahasa
menggeraikan rambut jagung
menggodanya

Gunung-gunung setengah bangka
melepas kentut
mengejeknya

Lampu-lampu kota
menggapainya dengan kilauan,
sia-sia

Dan para penyelam, 
perindu sorga bawah air
menjenguknya sambil lalu
ke Bunaken

Gunung tua Manado Tua
yang bernafas dengan insang
terus bertapa dengan sungsangnya:
kaki ke atas, kepala ke bawah

Sebab sesungguhnya ia
Nuh dan perahunya yang terbalik
mendekap semesta hidup,
segala sisik dan sirip 
bawah lautmu 
yang berdenyut

Dari Malalayang atau Amurang
kulihat ia tetap setia
menafasi roh leluhur Kawanua
yang menyeberang dari kota ke kota
bersama anak-cucu
yang lalu mendurhakainya.


2011

Analisis Puisi:
Puisi "Manado Tua" karya Raudal Tanjung Banua adalah sebuah penggambaran tentang keindahan alam dan kehidupan kota Manado Tua, yang merupakan bagian dari Minahasa, Sulawesi Utara. Dalam puisi ini, penyair mengekspresikan rasa kekagumannya terhadap gunung tua tersebut dan menyelami aspek budaya serta sejarah yang terkandung di dalamnya. Dengan bahasa yang padu dan imajinatif, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungi keagungan alam dan warisan budaya yang ada di Manado Tua.

Penggambaran Keindahan Alam: Penyair menggambarkan keindahan alam Manado Tua dengan kata-kata yang indah dan imajinatif. Gunung tua itu dipersonifikasikan seolah-olah sedang bertapa di laut tua, menciptakan suasana alam yang megah dan mengagumkan. Selain itu, bukit-bukit remaja Minahasa yang "menggeraikan rambut jagung" menambahkan gambaran visual yang menarik dan hidup tentang alam di daerah tersebut.

Penggambaran Keunikan Budaya: Puisi ini juga mencerminkan keunikan budaya Minahasa melalui deskripsi gunung-gunung yang "setengah bangka" dan "melepas kentut, mengejeknya." Penyair menggambarkan budaya Minahasa yang santai, cenderung humoris, dan penuh dengan kekhasan lokalnya.

Makna Simbolis dan Mitologis: Puisi ini memiliki makna simbolis dan mitologis yang kaya. Manado Tua dipersonifikasikan sebagai Nuh dan perahunya yang terbalik, menggambarkan bagaimana gunung tersebut melindungi dan mendekap segala aspek kehidupan, termasuk kehidupan bawah lautnya yang indah dan hidup. Dalam hal ini, Manado Tua menjadi simbol penyatuan antara alam dan budaya, serta mitos leluhur yang terus berlanjut di dalam kehidupan masyarakatnya.

Pesan Luhur Tentang Kehidupan: Melalui puisi ini, penyair menyampaikan pesan luhur tentang kesetiaan dan tekad Manado Tua untuk terus melindungi dan menjaga warisan budaya serta kehidupan di sekitarnya. Meskipun banyak hal berubah dan manusia dapat terkadang tidak menghargai warisan leluhurnya, Manado Tua tetap setia dalam menjalankan tugasnya.

Puisi "Manado Tua" karya Raudal Tanjung Banua adalah sebuah karya sastra yang mempesona dan kaya akan makna. Penggambaran tentang keindahan alam, keunikan budaya, dan mitos yang terkandung di dalamnya menciptakan kesan yang mendalam bagi pembaca. Dengan bahasa yang indah dan imajinatif, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungi keagungan alam dan kearifan lokal yang ada di Manado Tua, serta menghargai dan menjaga warisan leluhur yang berharga.

"Puisi: Manado Tua"
Puisi: Manado Tua
Karya: Raudal Tanjung Banua
© Sepenuhnya. All rights reserved.