Puisi: Om (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi: Om Karya: Subagio Sastrowardoyo
Om


Di dalam sajak tidak terjadi suatu apa. Kejadian
sudah habis tertumpah dalam cerita, yang berputar-
putar tanpa mengalur kepada inti. Mana kisah baru
yang tidak mengulang lakon dahulu? Nasib manusia
telah selesai dibaca di hikayat lama. Tafsiran
bisa beraneka, tapi jalan hidup berkisar pada pola
yang sama.

Tinggal kini bicara tanpa cerita untuk mengucapkan
sakit yang terasa sampai ke hulu hati. Bahkan kalau
bisa tanpa kata, seperti darah yang menetes dari
luka. Tanda yang bisu, tetapi dengan diam menguak
tabir nurani.

Sajak paling indah sama sekali tak mengandung kejadian,
hanya suara yang pernah diteriakkan manusia purba di
taman firdaus atau yang digumamkan bayi waktu terbangun
malam hari: “Om”!, yang menyebabkan jagat berkembang
membawa derita yang tak putus-putus sampai kini.



Sumber: Simfoni Dua (1990)

Catatan:
Puisi ini pernah dimuat di Horison edisi November, 1989, diberi juduKejadian.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Om
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.