Puisi: Proklamasi (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Proklamasi" karya Subagio Sastrowardoyo menggambarkan keinginan untuk menjadi bagian dari sejarah yang kaya dan merangkai diri dengan nilai ...
Proklamasi

Ketapang yang bercumbuan dengan musim
menjatuhkan daunnya di halaman candi
Aku ingin jadi pohon ketapang yang tumbuh
di muka gerbang berukiran huruf lam
yang dijaga orang kidal.

Sumber: Keroncong Motinggo (1975)

Analisis Puisi:

Puisi "Proklamasi" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya yang merangkum elemen alam dan sejarah ke dalam sebuah gambaran yang menggugah.

Simbolisme Alam: Puisi ini memanfaatkan simbolisme alam, terutama melalui gambaran pohon ketapang yang bercumbu dengan musim dan daun-daunnya yang jatuh di halaman candi. Pohon ketapang menjadi simbol keabadian dan kekokohan, sementara daun-daun yang gugur mencerminkan perubahan musim dan perjalanan waktu.

Ketapang sebagai Representasi Kekuatan dan Keabadian: Pohon ketapang, dengan akarnya yang dalam dan daunnya yang lebat, menjadi metafora kekuatan yang teguh dan keabadian dalam konteks sejarah dan budaya. Ketapang juga dapat diasosiasikan dengan keteguhan hati dan keberanian.

Hubungan dengan Sejarah dan Tradisi: Penggambaran pohon ketapang yang tumbuh di muka gerbang candi dengan berukiran huruf lam yang dijaga oleh orang kidal menghadirkan elemen sejarah dan tradisi yang kental. Huruf lam mungkin merujuk pada kearifan dan kebijaksanaan masa lampau, sedangkan orang kidal bisa menjadi simbol penjagaan terhadap nilai-nilai budaya.

Keinginan untuk Merangkai Sejarah: Dengan ungkapan "Aku ingin jadi pohon ketapang yang tumbuh," puisi ini mungkin menggambarkan keinginan untuk menjadi bagian dari sejarah yang kaya dan mengakar dalam tradisi. Penggambaran ini mencerminkan keinginan untuk merangkai diri dengan nilai-nilai luhur yang telah ada sejak lama.

Keindahan Bahasa dan Imajinasi: Subagio Sastrowardoyo menggunakan bahasa yang indah dan imajinatif dalam puisi ini untuk menggambarkan suasana alam dan mengekspresikan aspirasi yang mendalam. Gaya bahasanya yang khas memperkuat kesan kekuatan dan keabadian yang ingin disampaikan.

Keharmonisan dengan Alam: Puisi ini menciptakan gambaran tentang keharmonisan antara manusia dan alam, di mana pohon ketapang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari lanskap budaya dan sejarah yang kaya.

Puisi "Proklamasi" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya yang memadukan elemen alam dan sejarah dengan bahasa yang indah dan imajinatif. Melalui gambaran pohon ketapang dan suasana alam, puisi ini menggambarkan keinginan untuk menjadi bagian dari sejarah yang kaya dan merangkai diri dengan nilai-nilai budaya yang luhur.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Proklamasi
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.