Puisi: Romansa (Karya Raudal Tanjung Banua)

Puisi "Romansa" karya Raudal Tanjung Banua adalah kumpulan gambaran alam dan pengalaman puitis yang kaya dengan unsur-unsur alam dan kehidupan ....
Romansa


Ladangku di sebalik bukit
dan putih kabut
Tempat urat-urat ungu merambat hening
Di ubun dan kening ibuku
Mulut lumut dingin terkatub
Neteskan embun, mengecupnya.

Kecup aku, o, sari embun
Lumut, licinkan keping batu di bibirku,
dan luncurkan. Jadikan kataku labu,
terapung di jauhan
Jatuh dari sebalik bukit kelabu.

Selamat tinggal lubang tugal,
Selamat tinggal hantu manis kebinasaan
Biji yang berkecambah di tepi rimba
Busuk disiram hujan asam.

Berapa jarak pondok ladang
tempat aku memandang
lengkung-lebam punggung ibu?
Mungkin hanya sejulang asap,
pisang panggang dan jerit enggang
Tapi akar liar yang membelit kakiku
sudah lama tak membuka pintu pulang
Para kelana dan petualang.

Bunda, pulangkan aku, ke ladang gandum
Angin, kuakkan akar hitam di kakiku liar
telanjangkan jalan coklat berlumpur
dan matangkan buah cinta
peraman kolong pondok ladang
manislah, sayang, labu-labu anggur penantian.

1998/2005

Analisis Puisi:
Puisi "Romansa" karya Raudal Tanjung Banua adalah kumpulan gambaran alam dan pengalaman puitis yang kaya dengan unsur-unsur alam dan kehidupan. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan keindahan alam dan hubungan emosional dengan ibunya, serta mengungkapkan rindu akan tempat kelahirannya yang indah dan penuh kenangan. Puisi ini menarik perhatian pembaca dengan bahasa yang indah dan imajinatif.

Keindahan Alam: Penyair menggambarkan keindahan alam dengan kata-kata yang indah dan puitis. Dia menyebutkan ladangnya di sebalik bukit yang diselimuti kabut putih dan urat-urat ungu merambat. Gambaran ini menciptakan suasana hening dan magis dalam pikiran pembaca.

Hubungan Emosional dengan Ibu: Penyair menyiratkan hubungan emosional dengan ibunya melalui gambaran di ubun dan kening ibunya yang ditutupi oleh mulut lumut. Kata-kata "Kecup aku, o, sari embun" mencerminkan kasih sayang dan kerinduan penyair terhadap ibunya.

Pergulatan Identitas: Penyair mengungkapkan pergulatan identitas dan rasa rindu akan tempat kelahirannya melalui penggambaran lubang tugal dan hantu manis kebinasaan. Ia merindukan tempat kelahirannya dan ingin kembali ke ladang gandumnya.

Pergulatan Batin: Puisi ini juga mencerminkan pergulatan batin penyair dengan penggambaran akar liar yang membelit kakinya, yang menunjukkan bahwa dia merasa terikat dengan tempat kelahirannya, tetapi juga terpanggil untuk menjelajahi dunia dan menjadi seorang kelana dan petualang.

Imajinasi dan Bahasa Puitis: Penyair menggunakan bahasa puitis dan imajinatif untuk menggambarkan alam dan perasaannya. Kata-kata seperti "jatuh dari sebalik bukit kelabu", "menelanjangkan jalan coklat berlumpur", dan "matangkan buah cinta peraman kolong pondok ladang" memberikan nuansa puitis dan mendalam pada puisi ini.

Puisi "Romansa" karya Raudal Tanjung Banua adalah penggambaran keindahan alam dan pergulatan emosional yang puitis. Penyair menggambarkan hubungan emosional dengan ibunya, rasa rindu akan tempat kelahirannya, dan pergulatan identitas dan batin. Bahasa puitis dan imajinatif digunakan untuk menciptakan suasana yang indah dan mendalam dalam puisi ini. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang keindahan alam dan kompleksitas perasaan manusia.

Puisi: Romansa
Puisi: Romansa
Karya: Raudal Tanjung Banua
© Sepenuhnya. All rights reserved.