Puisi: Rumah (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Rumah" karya Sitor Situmorang menggambarkan perjalanan manusia dalam mencari kedamaian, identitas, dan kehadiran dalam kehidupan.
Rumah

Laut dan darat tak dapat lagi didiami
Benahilah kamar di hatimu
Atau - mari diam dalam rumahku,
Bumi yang tak berumah satu.

Atau – tahanlah sendiri
(Lama sudah)
Di rumah-rumah sepi
Tiada laki.

Lampu setia
Yang menunggui diri
Serta kursi-kursi
Dan jam di malam tua.

Analisis Puisi:

Puisi "Rumah" karya Sitor Situmorang adalah sebuah karya yang singkat namun penuh dengan makna dan refleksi mendalam tentang kediaman, kesendirian, dan kehadiran dalam kehidupan.

Metafora Rumah: Rumah dalam puisi ini bukanlah hanya sebuah tempat fisik untuk tinggal, tetapi juga mencakup dimensi emosional dan spiritual. Rumah menjadi simbol kediaman, kedamaian, dan identitas.

Kontras Laut dan Darat: Pembukaan puisi dengan "Laut dan darat tak dapat lagi didiami" mengekspresikan rasa kehilangan dan ketidakmampuan untuk menetap di tempat yang telah dihuni sebelumnya. Ini mungkin mencerminkan perubahan atau keguncangan dalam kehidupan yang mengubah tempat tinggal atau keadaan.

Benahilah Kamar di Hatimu: Pada tahap berikutnya, penyair mengajak pembaca untuk "Benahilah kamar di hatimu", yang menunjukkan pentingnya menciptakan kedamaian dan kestabilan di dalam diri sendiri, terlepas dari kondisi eksternal.

Ajakan untuk Bersama atau Sendiri: Penyair memberikan dua pilihan kepada pembaca: bersama-sama di "rumah" bersama atau merasakan kesendirian. Ini mencerminkan realitas kehidupan di mana ada saat-saat ketika kita ingin bersama orang lain, dan saat-saat ketika kita memilih kesendirian untuk merenung atau menyembuhkan diri.

Rumah-Rumah Sepi Tanpa Laki: Baris ini mungkin merujuk pada rumah-rumah yang ditinggalkan atau terlantar, tempat-tempat yang sepi dan sunyi tanpa kehadiran laki-laki atau orang lain. Kesendirian dan kekosongan dapat menjadi pengalaman yang kuat dalam rumah-rumah seperti ini.

Simbolisme Lampu, Kursi, dan Jam: Lampu, kursi, dan jam di malam tua adalah gambaran objek-objek dalam rumah yang setia menemani, memberikan cahaya dan kenyamanan, serta menandai waktu yang berlalu. Mereka juga bisa menjadi simbol kehadiran dan keberadaan dalam kesendirian.

Puisi "Rumah" karya Sitor Situmorang menggambarkan perjalanan manusia dalam mencari kedamaian, identitas, dan kehadiran dalam kehidupan. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna rumah sebagai tempat fisik dan spiritual yang penting dalam perjalanan hidup manusia.

"Puisi Sitor Situmorang"
Puisi: Rumah
Karya: Sitor Situmorang
© Sepenuhnya. All rights reserved.