Puisi: Sumpah Sakti (Karya Sanusi Pane)

Puisi "Sumpah Sakti" karya Sanusi Pane menggambarkan semangat perlawanan dan tekad yang kuat dalam mencapai keadilan sosial.
Sumpah Sakti


Terdengar suara kepada kami,
Melayang di atas gempar dunia:
Percaya datang zamannya nanti
Kaum marhaen jadi mulia.
Akan sama pembagi harta,
Orang semua mendapat nasi;
Sehingga bumi jadi sentosa
Tidak tahu perbantahan lagi.

Kami bersorak gegap gempita,
Merasa diri kuat kembali,
Mata berjaya: Intan Juwita,
Bagai memandang tanah dicari.
Semenjak itu kami berjuang
Penuh harapan, gagah berani.
Biar terlempar ke dalam jurang,
Teringat juga sumpah yang sakti.



Analisis Puisi:
Puisi "Sumpah Sakti" karya Sanusi Pane menggambarkan semangat perlawanan dan tekad yang kuat dalam mencapai keadilan sosial. Puisi ini mencerminkan aspirasi kaum marhaen (rakyat biasa) yang mendambakan perubahan sosial dan pemerataan kekayaan.

Panggilan untuk Keadilan Sosial: Puisi ini membawa pesan kuat tentang keadilan sosial. Suara yang terdengar menyampaikan keyakinan bahwa suatu saat nanti, kaum marhaen akan merasakan keadilan dalam pembagian harta dan penguasaan tanah.

Penggambaran Marhaen Sebagai Tujuan: Penyebutan "kaum marhaen jadi mulia" menciptakan citra sebuah masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan. Sumpah sakti yang diucapkan merupakan bentuk tekad untuk mencapai kemuliaan tersebut.

Perlawanan Terhadap Perbantahan dan Ketidakadilan: Puisi mengecam ketidakadilan dalam pembagian harta dan memprotes perbantahan di masyarakat. Harapan penulis adalah agar bumi menjadi sentosa dan terbebas dari konflik internal yang disebabkan oleh ketidaksetaraan.

Semangat Juang dan Harapan: Meskipun mungkin terlempar ke dalam jurang atau menghadapi rintangan, kaum marhaen tidak gentar. Semangat juang dan harapan yang menggelora memandu mereka dalam perjuangan menuju kehidupan yang lebih adil.

Panggilan untuk Persatuan: Puisi ini menyuarakan semangat persatuan. Kepada kaum marhaen, panggilan untuk bersatu dan berjuang bersama-sama dalam perjuangan menuju keadilan dan kesejahteraan.

Puisi "Sumpah Sakti" adalah karya puisi yang menginspirasi dengan menyampaikan pesan keadilan sosial dan perjuangan. Sanusi Pane mengajak pembaca untuk memahami dan mendukung perjuangan kaum marhaen menuju suatu masyarakat yang adil dan merata.

Sanusi Pane
Puisi: Sumpah Sakti
Karya: Sanusi Pane

Biodata Sanusi Pane:
  • Sanusi Pane lahir pada tanggal 1 Agustus 1905 di Sungai Puar, Sumatra Barat, Indonesia.
  • Ia adalah seorang sastrawan, politisi, dan intelektual Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia pada pertengahan abad ke-20.
  • Sanusi Pane meninggal dunia pada tanggal 2 April 1968 2 Januari 1968 (pada usia 62) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.