Puisi: Surat Cinta (Karya Beno Siang Pamungkas)

Puisi "Surat Cinta" menggambarkan perjalanan emosional dan romantis seorang suami yang merindukan keintiman dan kebersamaan dengan istri di tengah ...
Surat Cinta
(Sederhana saja, aku mencintaimu, istriku)

Sudah berapa lama, aku tak pernah menulis surat cinta
dan merayumu lagi, istriku
tak pernah mengucapkan sayang
dan memelukmu ketika pulang

Anak-anak yang rewel, dan teman yang butuh perhatian
semakin menjauhkan kita
kesibukan dan kepenatan, selalu saja menjadi alasan
juga waktu dan jam kerja yang terus memburu
dan tiba-tiba, kita telah di sini, di tahun ke-empat belas

Hari-hari itu, ketika kamu masih sekolah atau pulang kuliah
seperti baru terjadi pagi tadi
di kost-kostan, atau rumah kontrakan
kita menggoreskan kenangan masa remaja kita
dan, ah, gadis mungilmu itu kini nyaris menjadi dara
betapa cepatnya semua ini berlalu

Di usia kita yang tak lagi muda ini, ingin kuulangi lagi
masa-masa seperti dulu
jalan-jalan ke simpang lima, nonton film apa saja
dan sebelum pulang, sembunyi-sembunyi mencari cara menciummu 
tanpa ketahuan orang tuamu
di saat-saat seperti ini, aku ingin menulis surat cinta yang cengeng dan gombal
surat dengan kertas ungu
di pojoknya ada kupu-kupu, serta panah dan daun waru
dan dengan deg-degan kukirimkan kepadamu.

Semarang, 6 Desember - 14 Desember 2009

Analisis Puisi:

Puisi "Surat Cinta" karya Beno Siang Pamungkas adalah ungkapan yang puitis dan intim tentang kerinduan, nostalgia, dan keinginan untuk menghidupkan kembali keintiman dalam hubungan pernikahan. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan perasaan kerinduan yang mendalam terhadap kebersamaan dan romantisme yang mungkin telah hilang seiring berjalannya waktu.

Kerinduan yang Terpatri: Penyair mengekspresikan kerinduan yang mendalam terhadap masa lalu yang penuh keintiman dengan istri dan keluarga. Ia merindukan momen-momen kebersamaan yang mungkin telah terlupakan atau terpinggirkan oleh kesibukan dan rutinitas sehari-hari.

Nostalgia akan Masa Lalu: Puisi ini penuh dengan elemen nostalgia, di mana penyair merenungkan masa-masa indah ketika mereka masih muda dan penuh semangat. Mereka mengingat momen-momen romantis di masa remaja dan awal pernikahan, serta berharap untuk dapat mengulanginya kembali.

Keinginan untuk Menciptakan Kembali Romantisme: Penyair mengekspresikan keinginan yang kuat untuk menghidupkan kembali romantisme dan keintiman dalam hubungan mereka. Dia ingin menulis surat cinta yang penuh cengeng dan gombal, dengan harapan dapat membangkitkan kembali api cinta yang pernah berkobar di masa lalu.

Simbolisme dalam Surat Cinta: Surat cinta yang diinginkan oleh penyair tidak hanya menjadi sebuah pesan romantis, tetapi juga menjadi simbol dari upaya untuk memperbaiki dan memperdalam hubungan. Kertas ungu, kupu-kupu, serta panah dan daun waru menjadi simbol-simbol keindahan, kelembutan, dan ketulusan dalam ungkapan cinta.

Keinginan yang Tulus: Puisi ini mencerminkan keinginan yang tulus dari penyair untuk menjaga dan memperkuat ikatan emosional dan romantis dengan pasangannya. Meskipun masa lalu telah berlalu dan kehidupan telah berubah, tetapi kerinduan akan kebersamaan yang intim tetap menyala dalam hati mereka.

Puisi "Surat Cinta" menggambarkan perjalanan emosional dan romantis seorang suami yang merindukan keintiman dan kebersamaan dengan istri di tengah-tengah kesibukan dan rutinitas kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, penyair berhasil mengekspresikan kerinduan yang mendalam dan keinginan yang tulus untuk memperdalam hubungan dengan pasangan hidupnya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti pentingnya memelihara dan menghidupkan kembali keintiman dalam hubungan pernikahan.

"Puisi: Surat Cinta"
Puisi: Surat Cinta
Karya: Beno Siang Pamungkas
© Sepenuhnya. All rights reserved.