Puisi: Tamasya Danau Toba (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Tamasya Danau Toba" karya Sitor Situmorang merenungkan sejarah dan keindahan alam yang melingkupi Danau Toba di Sumatra Utara, Indonesia.
Tamasya Danau Toba


Seribu gunung
seperti kawanan gajah
menyerbu air danau
lalu beku -
kejadian lapisan bumi
30.000 lalu
- kata ilmu -
ketika perut bumi
memuntahkan ke langit
batu berapi lahar mendidih
jadi gunung-gunung gundul.

Ribuan tahun lewat
- rumput tumbuh
air menggenang 
jadilah danau 
di kawah raksasa -
sebelum hutan tumbuh
sebelum puak pengembara
tiba dari benua utara
membuka ladang
kemudian sawah pertama
di lembah-lembah subur
menghadap danau
warna hijau biru
seperti pohon hutan
kini kelabu batu
di tengah kuning padang
hutan sisa
terancam punah.


Analisis Puisi:
Puisi "Tamasya Danau Toba" karya Sitor Situmorang adalah sebuah karya sastra yang merenungkan sejarah dan keindahan alam yang melingkupi Danau Toba di Sumatra Utara, Indonesia.

Lanskap Alam: Puisi ini memulai dengan gambaran alam yang kuat dan mendalam, terutama dalam menggambarkan kejadian sejarah danau dan perubahan yang telah terjadi selama ribuan tahun. Penyair menggambarkan awal mula Danau Toba sebagai kawah raksasa yang kemudian berubah menjadi danau yang indah dan menghijau. Ini menciptakan latar belakang bagi pemahaman tentang keindahan danau dan pentingnya menjaga ekosistemnya.

Gambaran Sejarah: Puisi ini mencatat sejarah alam Danau Toba dengan menyebutkan peristiwa pembentukan danau sebagai akibat dari erupsi gunung berapi. Puisi ini menghubungkan kejadian alam tersebut dengan perjalanan waktu, menyebutkan 30.000 tahun yang lalu sebagai perkiraan usia danau ini. Ini menekankan sejarah alam yang panjang dan pentingnya pengertian waktu dalam melihat danau ini.

Perubahan Lingkungan: Puisi ini menggambarkan perubahan lingkungan sepanjang waktu. Awalnya, gunung-gunung yang kuat mengelilingi danau, tetapi seiring berjalannya waktu, hutan dan lahan pertanian manusia menggantikannya. Hal ini menciptakan kontras antara alam yang kuat dan lahan pertanian yang lebih subur dan manusia.

Kritik terhadap Kerusakan Lingkungan: Puisi ini menyoroti perubahan lingkungan dan ancaman terhadap hutan danau. Penyair mencatat bahwa hutan sisa-sisa yang masih ada terancam punah. Hal ini mencerminkan keprihatinan atas kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar Danau Toba dan banyak tempat lainnya di dunia.

Warna dan Kontras: Puisi ini menggunakan perbandingan warna yang kuat, seperti "hijau biru" dan "kelabu batu," untuk menggambarkan perubahan lingkungan seiring berjalannya waktu. Hal ini menciptakan visualisasi yang kuat bagi pembaca dan memungkinkan mereka merasakan kontras yang ada antara alam yang alami dan dampak manusia.

Secara keseluruhan, puisi "Tamasya Danau Toba" adalah cerminan dari keindahan alam Danau Toba, sejarah alam yang panjang, perubahan lingkungan, dan kekhawatiran atas kerusakan lingkungan. Puisi ini merangsang pemikiran tentang bagaimana kita merawat dan melindungi lingkungan alam kita yang berharga.

Puisi Sitor Situmorang
Puisi: Tamasya Danau Toba
Karya: Sitor Situmorang
© Sepenuhnya. All rights reserved.