Puisi: Dongeng Kancil dan Pak Tani (Karya Toto ST Radik)

Puisi "Dongeng Kancil dan Pak Tani" karya Toto ST Radik mengambil inspirasi dari dongeng tradisional mengenai kancil yang cerdik, dengan fokus pada ..
Dongeng Kancil dan Pak Tani


Seekor kancil, putih dan tampan
Pada suatu malam larut merunduk-runduk
Di belakang gubuk pak tani. Pintu tak di kunci
: sebuah mentimun disambar secepat kerdipan mata

Pak tani tersenyum geli memandangnya

Dua ekor kancil, putih dan tampan
Pada suatu pagi gelap mengendapngendap
Di halaman gubuk pak tani. Istri tak curiga
: sekeranjang mentimun lenyap tak sampai pasar

Pak tani mengumpat mengepal tinju
Tiga ekor kancil, putih dan tampan
Pada suatu siang benderang melenggang
Di dalam kebun pak tani. Anak-anak tak peduli
: seluruh mentimun dikuras tak bersisa

Pak tani meraung mengasah parang.


Serang, 1997

Analisis Puisi:
Puisi "Dongeng Kancil dan Pak Tani" karya Toto ST Radik adalah sebuah karya yang menggambarkan interaksi antara seekor kancil dengan seorang petani. Puisi ini mengambil inspirasi dari dongeng tradisional mengenai kancil yang cerdik, dengan fokus pada permainan intrik antara kancil dan petani.

Tokoh Kancil sebagai Cerminan Kecerdikan: Kancil dalam puisi ini digambarkan sebagai sosok yang cerdik dan lincah. Ia mengambil kesempatan ketika petani tidak waspada, mengambil mentimun dengan cepat dan tanpa terdeteksi. Setiap adegan menunjukkan kecerdikan kancil dalam mengambil keuntungan dari situasi yang ada.

Petani sebagai Representasi Kehilangan: Pak Tani, sebagai petani, merupakan tokoh yang menjadi korban dari kecerdikan kancil. Meskipun kancil tampak mencuri dengan kelicikan, petani terus menjadi sasaran dan kehilangan mentimun tanpa bisa melawan. Reaksi petani yang berubah dari senyuman geli hingga kemarahan dan frustrasi menunjukkan bagaimana kecerdikan kancil berhasil mengecoh petani.

Penggunaan Kata-Kata dan Imaji: Penyair menggunakan kata-kata yang sederhana namun kuat dalam menggambarkan adegan. Penggunaan kata "melenggang" atau "mengendapngendap" untuk menggambarkan gerakan kancil menambahkan dimensi visual yang kuat pada kisah ini. Imaji kancil yang putih dan tampan memberikan citra yang menarik bagi pembaca.

Alegori dan Pesan Moral: Dalam konteks dongeng, puisi ini bisa dianggap sebagai alegori yang menggambarkan situasi di mana kecerdikan bisa menjadi senjata yang efektif dalam menghadapi ketidaksetaraan kekuatan. Di sisi lain, ada pesan moral yang bisa diambil, menyoroti betapa pentingnya kecerdikan dan kewaspadaan terhadap segala bentuk penipuan atau kejahatan.

Puisi ini menyajikan narasi yang menarik dan menghibur dengan memanfaatkan karakter dongeng tradisional. Melalui cerita sederhana, penyair berhasil menyoroti dinamika antara kecerdikan dan kehilangan, serta memberikan pembaca kesempatan untuk merenungkan nilai-nilai moral seperti kejujuran, kecerdikan, dan kewaspadaan.

"Puisi Toto ST Radik"
Puisi: Dongeng Kancil dan Pak Tani
Karya: Toto ST Radik
© Sepenuhnya. All rights reserved.