Puisi: Geneva Bulan Juli (Karya Toeti Heraty)

Puisi "Geneva Bulan Juli" membawa pembaca ke dalam pengalaman melalui penggambaran musim, pertemuan, dan perenungan tentang kehidupan. Dengan ....
Geneva Bulan Juli
(untuk J.H.)


        akhirnya
pasrah kepada musim
dan hidup jadinya seperti buku
(yang tidak terlalu tebal tentu)
dengan halaman berurut
untuk dibalikkan satu per satu

        bila tidak
tiba-tiba gadis di Ganeva itu
menyeberang jalan begitu saja
sambil berlari tidak peduli tapi
hati-hati membawa bunga di tangannya

        memang kuingat
perempuan tua berkerudung hitam
dengan keranjang mawar melewati meja
dan kau bertanya sederhana:
“apakah suka bunga-bunga?”

        seperti biasa
kujawab dengan kebimbangan panjang
dengan jari
pada daguku kau palingkan mukaku penuh
kepadamu

        janji pun
terkalahkan oleh musim yang
rebah-rebah pada hari tanpa angin
mawar pun
tinggalkan debu, malam Geneva hangat nafsu
akan tinggalkan kantuk dan terlalu penat nanti

        sedangkan
gelisah, terganggu risau tak pasti lagi
siapa engkau siapa aku ini

        mungkin sekali
engkau dalam kereta antara Paris
dan Geneva menutup jendela, janganlah
angin mengganggu rambutku

        atau waktu
pernah suatu kelancangan telah terjadi
turun dari kereta api, sekali lagi kau
rayu singgah di kota tanpa nama
untuk menikmatinya bersama-sama

        mengembara
adalah menanggalkan nama, melepaskan bumi
benda-benda kemilau dipermainkan angin

        dan sangsi
mana pula yang lebih nyata, berjalan
merunduk karena angin kencang, atau
gemerlapan lampu di Amsterdam

        bunga, malam, dan kota-kota
tersisip antara  yang sengaja dikenang
merata, seperti kata-kata di hari senja
        meski
semakin menjurang ruang antara
ucapan yang bertumbukan

        bila tidak
tiba-tiba kelepak sayap angsa putih
berlima perlahan terbang menyongsong bulan
tinggalkan danau menggenang sunyi
        kita terdiam
sejak dahulu memang, yang
tidak terucapkan, lebih berarti.


1968

Sumber: Sajak-Sajak 33 (1973)

Analisis Puisi:
Puisi "Geneva Bulan Juli" karya Toeti Heraty mengeksplorasi tema musim, kehidupan sehari-hari, dan pertemuan yang memiliki makna mendalam.

Kesejukan dan Keindahan Musim: Puisi ini dibuka dengan ungkapan pasrah kepada musim, memberikan kesan bahwa musim memiliki peran penting dalam membentuk suasana hidup. Musim panas di Geneva bulan Juli digambarkan sebagai momen yang dijalani dan diterima dengan ketenangan.

Hidup seperti Buku: Perbandingan hidup dengan buku memberikan ide bahwa kehidupan ini seperti halaman-halaman yang berurut untuk dibalikkan satu per satu. Puisi ini mungkin mencerminkan pengalaman hidup yang dijalani melalui berbagai peristiwa yang menggambarkan bab-bab dalam buku.

Gadis di Geneva: Gambar gadis di Geneva yang menyeberang jalan sambil membawa bunga memberikan nuansa romantis dan misterius. Ini menciptakan gambaran tentang kejadian kecil yang memberi warna pada rutinitas hidup.

Dialog dan Pertemuan: Puisi ini menciptakan momen dialog antara penyair dan orang lain, seperti pertemuan dengan perempuan tua yang membawa keranjang mawar. Dialog ini menunjukkan keberagaman kehidupan sehari-hari dan interaksi sosial.

Kelancangan dan Perjalanan: Ada sentuhan kelancangan dan perjalanan dalam puisi ini. Penyair merenungkan kemungkinan pertemuan dengan seseorang di perjalanan antara Paris dan Geneva atau dalam sebuah kota tanpa nama. Ini menciptakan aura petualangan dan kejutan.

Mengembara dan Melepaskan: Mengembara diartikan sebagai melepaskan diri dari batasan, melepaskan bumi dan hal-hal dunia. Puisi menggambarkan pengalaman mengembara sebagai penjelajahan yang melibatkan kebebasan dari beban dan keterikatan.

Ruangan antara Ucapan yang Bertumbukan: Puisi menyentuh konsep ruang antara ucapan yang bertumbukan, menunjukkan bahwa ada keheningan dan makna yang terdalam dalam momen-momen yang tidak terucapkan.

Keindahan yang Terabaikan: Penyair merenung tentang apa yang lebih nyata, apakah itu merasakan angin kencang atau melihat gemerlapan lampu di Amsterdam. Ini menciptakan gambaran keindahan yang terabaikan dalam rutinitas sehari-hari.

Sayap Anak Angsa Putih: Akhir puisi membawa citra yang puitis dengan kelepak sayap anak angsa putih yang terbang menyongsong bulan. Ini memberikan kesan harmoni dan keabadian dalam momen yang mungkin terlihat sederhana.

Puisi "Geneva Bulan Juli" membawa pembaca ke dalam pengalaman melalui penggambaran musim, pertemuan, dan perenungan tentang kehidupan. Dengan bahasa yang indah dan imajinatif, Toeti Heraty menghadirkan puisi yang mempesona dan membangkitkan perasaan penasaran.

Puisi Toeti Heraty
Puisi: Geneva Bulan Juli
Karya: Toeti Heraty

Biodata Toeti Heraty:
  • Toeti Heraty lahir pada tanggal 27 November 1933 di Bandung.
  • Toeti Heraty meninggal dunia pada tanggal 13 Juni 2021 (pada usia 87) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.