- Esuk uthuk-uthuk: pagi-pagi buta.
- Peteng repet-repet: senjakala.
- Musim tandur: musim tanam, khusus untuk padi.
Analisis Puisi:
Puisi "Ibu di Desa" karya Linus Suryadi AG menggambarkan gambaran yang kuat tentang seorang ibu di pedesaan Jawa dan kehidupannya sehari-hari.
Gambaran Ibu Pedesaan: Penyair dengan cermat menggambarkan ibu di pedesaan Jawa sebagai representasi dari banyak ibu di lingkungan tersebut. Ibu digambarkan sebagai figur yang kuat, bekerja keras, dan berusaha memenuhi kebutuhan keluarga meskipun dengan keterbatasan.
Kontras antara Kehidupan Pedesaan dan Modernitas: Puisi ini menggambarkan kontras antara kehidupan tradisional di pedesaan dengan modernitas yang semakin merasuk. Meskipun ibu tetap setia dengan tradisi dan budaya Jawa seperti ketoprak, wayang purwa, dan tarian Jawa, namun ia juga berbelanja di Pasar Beringharjo di kota dan terlibat dalam kebutuhan modern.
Cinta dan Pengorbanan: Penyair menggambarkan cinta dan pengorbanan seorang ibu dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ibu di pedesaan terlibat dalam berbagai aktivitas seperti mengurus rumah tangga, bekerja di sawah, dan merawat keluarga dengan penuh kasih sayang.
Kritik Sosial: Puisi ini juga menyelipkan kritik sosial terhadap ketidakseimbangan dalam distribusi sumber daya dan kesenjangan antara kehidupan pedesaan dan perkotaan. Penyair menyoroti beban hidup yang ditanggung oleh ibu di desa, serta kebutuhan dasar yang mungkin tidak terpenuhi.
Bahasa dan Gaya Penulisan: Linus Suryadi AG menggunakan bahasa yang sederhana namun padat, dengan gaya yang mengalir dan mudah dipahami. Pemilihan kata yang tepat memberikan kesan yang kuat tentang kehidupan dan karakter ibu di desa.
Puisi "Ibu di Desa" adalah representasi yang kuat tentang kehidupan seorang ibu di pedesaan Jawa. Dengan gambaran yang jelas dan gaya penulisan yang menarik, puisi ini menggambarkan cinta, pengorbanan, dan kritik sosial terhadap realitas kehidupan di desa.
Biodata Linus Suryadi AG:
- Linus Suryadi AG lahir pada tanggal 3 Maret 1951 di dusun Kadisobo, Sleman, Yogyakarta.
- Linus Suryadi AG meninggal dunia pada tanggal 30 Juli 1999 (pada usia 48 tahun) di Yogyakarta.
- AG (Agustinus) adalah nama baptis Linus Suryadi sebagai pemeluk agama Katolik.