Puisi: Kapak (Karya Sutardji Calzoum Bachri)

Puisi "Kapak" mengajak pembaca untuk merenung tentang arti keberanian, pengorbanan, dan ketidakpastian yang melekat dalam perjalanan menuju ...
Kapak

semua orang membawa kapak
semua orang bergerak pergi
menuju langit
semua orang bersiap siap nekad
kalau tak sampai langit
mengapa tak ditebang saja
mereka bilang
langkah langkah mereka menggeram
dan bersama sama bergegar pula
kapak kapak mereka
pukimak aku tak bisa tidur
mimpi tertakik
dan ranjang belah
1977

Sumber: Horison (Februari, 1977)

Analisis Puisi:

Puisi "Kapak" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah sebuah karya yang menghadirkan gambaran kuat tentang kehidupan, ambisi, dan keinginan manusia untuk mencapai tujuan mereka, meskipun itu terasa mustahil atau bahkan berbahaya. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini menggambarkan sebuah perjalanan menuju pencapaian yang tinggi, tetapi juga menuju potensi kehancuran.

Simbolisme Kapak: Kapak dalam puisi ini bukan hanya sebuah alat fisik, tetapi juga merupakan simbol dari kekuatan, ambisi, dan kemampuan manusia untuk merubah dunia di sekitarnya. Kapak digunakan sebagai metafora untuk usaha dan tindakan manusia dalam mencapai tujuan mereka, yang seringkali memerlukan pengorbanan dan tindakan yang keras.

Perjalanan Menuju Langit: Istilah "menuju langit" dalam puisi menggambarkan aspirasi manusia untuk mencapai yang tinggi, baik secara fisik maupun metaforis. Langit di sini bisa diartikan sebagai simbol dari keberhasilan, pencapaian tertinggi, atau bahkan keabadian. Namun, perjalanan menuju langit juga bisa menjadi metafora dari perjuangan dan tantangan yang harus dihadapi dalam mencapai tujuan tersebut.

Tekanan dan Kehendak: Ketegangan dan tekanan dalam puisi ini terasa melalui kata-kata yang digunakan, seperti "nekat" dan "menggeram". Hal ini mencerminkan ambisi dan keinginan yang kuat dari manusia untuk mencapai tujuan mereka, bahkan jika itu berarti menghadapi risiko atau bahaya.

Ketidakmampuan untuk Beristirahat: Pada akhir puisi, penggunaan kata "pukimak aku tak bisa tidur" menggambarkan kegelisahan dan kegelapan batin yang mungkin dirasakan oleh pembicara. Mimpi tertakik dan ranjang belah menunjukkan ketidakstabilan emosional dan kesulitan dalam menemukan kedamaian di tengah-tengah ambisi dan perjuangan.

Puisi "Kapak" adalah sebuah refleksi tentang kehidupan manusia, ambisi, dan perjuangan untuk mencapai tujuan mereka. Dengan penggunaan imaji yang kuat dan bahasa yang sederhana namun efektif, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang arti keberanian, pengorbanan, dan ketidakpastian yang melekat dalam perjalanan menuju kesuksesan dan pemenuhan diri.

Puisi: Kapak
Puisi: Kapak
Karya: Sutardji Calzoum Bachri

Biodata Sutardji Calzoum Bachri:
  • Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, pada tanggal 24 Juni 1941.
  • Sutardji Calzoum Bachri merupakan salah satu pelopor penyair angkatan 1970-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.