Puisi: Makam (Karya Arifin C. Noer)

Puisi "Makam" karya Arifin C. Noer menggambarkan ketidakpastian dan kerumitan hubungan manusia dengan jiwa mereka dan dengan mereka yang telah pergi.
Makam


Haruskah aku mengucap: Selamat datang
padahal kita tak pernah berpisah

Haruskah aku mengucap: Selamat tinggal
padahal kita tak pernah berpisah

Bukankah kelebihan insan ialah jiwa ya bapa
yang bermukim di bawah pusaran angin peristiwa
Sahdu di dalam semedi pengembaraan
tak pernah lupa pada siapa saja

Haruskah aku memeluk makam yang kosong
padahal jiwa tak pernah berbohong

Haruskah aku menyebut namamu ya bapa
padahal jiwa tak pernah lupa?


15 Juni 1961

Analisis Puisi:
Puisi adalah bentuk seni yang memungkinkan penyair untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran, dan pemahaman mereka tentang kehidupan dan kematian. Puisi "Makam" karya Arifin C. Noer adalah pengungkapan perasaan dan pemahaman tentang hubungan antara orang yang masih hidup dan orang yang telah meninggal.

Pertanyaan tentang Selamat Datang dan Selamat Tinggal: Puisi ini dimulai dengan pertanyaan yang mendalam dan membingungkan tentang kata-kata "Selamat datang" dan "Selamat tinggal." Penyair merenungkan apakah mereka harus mengucapkan selamat datang kepada seseorang yang seharusnya tak pernah berpisah atau mengucapkan selamat tinggal kepada seseorang yang tak pernah berpisah darinya. Pertanyaan ini menciptakan rasa bingung yang merenungkan hubungan antara kehidupan dan kematian, serta pertemuan dan perpisahan.

Jiwa di Bawah Pusaran Angin Peristiwa: Puisi ini mencakup gagasan bahwa kelebihan insan (manusia) adalah jiwa yang bersemayam di bawah pusaran angin peristiwa kehidupan. Jiwa adalah elemen yang tak terpisahkan dari manusia, dan ia tetap dalam perjalanan yang dikenal sebagai "pengembaraan." Ini adalah pengingat akan sifat sementara dan penuh peristiwa dari kehidupan.

Sahdu di Dalam Semedi Pengembaraan: Penyair menciptakan perasaan "sahdu" yang merujuk pada perasaan yang dalam dan tenteram selama "semedi pengembaraan." Semedi adalah tindakan meditasi atau kontemplasi yang mendalam, dan ini menciptakan gambaran ketenangan dalam pencarian jiwa dan pemahaman.

Jiwa yang Tak Pernah Berbohong: Penyair merenungkan bahwa jiwa tak pernah berbohong. Ini menciptakan gambaran bahwa jiwa adalah sesuatu yang murni dan jujur, bahkan ketika kata-kata atau tindakan manusia mungkin tidak selalu mencerminkan hal yang sama. Jiwa adalah inti dari keberadaan manusia dan tetap setia pada kenangan dan hubungan yang telah dibentuk dalam hidup.

Puisi "Makam" adalah sebuah karya yang merenungkan hubungan antara kehidupan dan kematian, dan perasaan yang mendalam yang terkait dengan keduanya. Puisi ini menggambarkan ketidakpastian dan kerumitan hubungan manusia dengan jiwa mereka dan dengan mereka yang telah pergi. Arifin C. Noer berhasil menyampaikan kompleksitas hubungan manusia dengan jiwa dan kematian melalui kata-katanya, menciptakan gambaran tentang perasaan yang mendalam dan pemahaman tentang kehidupan dan kematian.

Puisi Arifin C. Noer
Puisi: Makam
Karya: Arifin C. Noer

Biodata Arifin C. Noer:
  • Arifin C. Noer (nama lengkapnya adalah Arifin Chairin Noer) lahir pada tanggal 10 Maret 1941 di kota Cirebon, Jawa Barat.
  • Arifin C. Noer meninggal dunia pada tanggal 28 Mei 1995 di Jakarta.
  • Arifin C. Noer adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.