Puisi: Mandi (Karya Linus Suryadi AG)

Puisi "Mandi" karya Linus Suryadi AG mengeksplorasi makna kebersamaan dan kejujuran dalam momen yang paling dasar dari kehidupan sehari-hari.
Mandi

Bukan mandi
Ramai-ramai
Di pantai
Laut Tasman

Berjemur diri
Santai-santai
Di pasir
Tengkurap-telentang

Dalam lepotan
Daki dan debu
Batin lelah
Oleh beban perjalanan

Maukah mandi
Berduaan
Denganku
Polos dan telanjang?

Mari mandi
Copot pakaian
Membasuh diri
Dalam pengakuan!

Sumber: Kembang Tanjung (1988)

Analisis Puisi:

Puisi "Mandi" karya Linus Suryadi AG merupakan sebuah pengamatan terhadap momen keintiman dan pengakuan yang terjadi dalam konteks sederhana, yaitu mandi. Puisi ini mengeksplorasi makna kebersamaan dan kejujuran dalam momen yang paling dasar dari kehidupan sehari-hari.

Kontemplasi Tentang Mandi: Puisi dimulai dengan merangkai gambaran tentang berbagai aktivitas yang berhubungan dengan mandi, dari berjemur di pantai hingga berbaring santai di pasir. Ini menciptakan suasana yang hangat dan tenang, seolah-olah membawa pembaca ke momen santai di tepi pantai.

Penyegaran Batin: Penyair membawa pembaca ke dalam pengalaman penyegaran batin yang terjadi selama mandi. Dalam lepotan daki dan debu, mandi menjadi sebuah metafora untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual dari beban perjalanan dan kehidupan sehari-hari.

Ajakan untuk Keintiman: Di baris-baris terakhir, penyair secara halus mengajak pembaca untuk berbagi momen keintiman dengan penyair itu sendiri. Ajakan untuk "mandi berduaan" menjadi simbol dari kejujuran dan kedalaman hubungan yang mungkin tercipta melalui pengakuan diri yang polos dan terbuka.

Pengakuan dan Keterbukaan: Puisi diakhiri dengan sebuah ajakan untuk "mandi dalam pengakuan", menyoroti pentingnya keterbukaan dan kejujuran dalam hubungan antarmanusia. Pengakuan diri yang tulus dan terbuka dianggap sebagai langkah awal menuju kedekatan dan keintiman yang lebih dalam.

Dengan bahasa yang sederhana namun kuat, "Mandi" mengajak pembaca untuk merenungkan makna kebersamaan, penyegaran batin, dan pentingnya pengakuan diri dalam menciptakan hubungan yang mendalam dengan orang lain. Puisi ini menjadi sebuah pengingat akan kekuatan kesederhanaan dan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.

Linus Suryadi AG
Puisi: Mandi
Karya: Linus Suryadi AG

Biodata Linus Suryadi AG:
  • Linus Suryadi AG lahir pada tanggal 3 Maret 1951 di dusun Kadisobo, Sleman, Yogyakarta.
  • Linus Suryadi AG meninggal dunia pada tanggal 30 Juli 1999 (pada usia 48 tahun) di Yogyakarta.
  • AG (Agustinus) adalah nama baptis Linus Suryadi sebagai pemeluk agama Katolik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.