Sumber: Masih bersama Langit (2000)
Analisis Puisi:
Puisi "Masih Ada Etsa" karya Eka Budianta adalah sebuah ungkapan tentang keabadian cinta dan keindahan alam.
Metafora Alam: Puisi ini memanfaatkan metafora alam, seperti rembulan di laut dan gunung-gunung di langit, untuk menggambarkan keindahan alam yang megah dan abadi. Rembulan di laut dan gunung-gunung di langit melambangkan keindahan alam yang luar biasa dan tak tergantikan.
Lukisan Singkat: Penyair menggunakan istilah "lukisan singkat" untuk merujuk pada momen-momen indah dalam kehidupan yang tercipta melalui cinta yang abadi. Lukisan tersebut mewakili keindahan dan keabadian dari momen-momen cinta yang diabadikan dalam ingatan.
Keabadian Cinta: Dengan menggabungkan elemen alam dan cinta, penyair menyampaikan pesan tentang keabadian cinta. Meskipun kehidupan manusia singkat dan terbatas, cinta abadi akan terus ada, seperti lukisan yang terpahat dalam kehidupan.
Hubungan Batiniah: Penyair menyampaikan pemikiran tentang hubungan batiniah antara dua orang yang saling mencintai. Selembar laut di hatinya dan sekeping langit di hatimu menggambarkan kedalaman dan keselarasan dalam hubungan tersebut.
Kehidupan yang Singkat: Meskipun kehidupan adalah singkat, keindahan cinta dan keajaiban alam akan tetap abadi dan menghiasi perjalanan kehidupan setiap individu.
Puisi "Masih Ada Etsa" mengajak pembaca untuk merenungkan keindahan alam dan keabadian cinta dalam kehidupan yang singkat ini. Dengan menggunakan gambaran alam dan metafora cinta, penyair menciptakan sebuah karya yang menginspirasi dan mendalam tentang makna sejati dari kehidupan dan cinta yang abadi.
Karya: Eka Budianta
Biodata Eka Budianta:
- Christophorus Apolinaris Eka Budianta Martoredjo.
- Eka Budianta lahir pada tanggal 1 Februari 1956 di Ngimbang, Jawa Timur.