Puisi: Menuju Negeri Abadi (Karya Eka Budianta)

Puisi "Menuju Negeri Abadi" karya Eka Budianta mengungkapkan kekhawatiran tentang perubahan rezim politik dan menyiratkan aspirasi menuju ...
Menuju Negeri Abadi


Aku takut negara ini akan runtuh
Sesaat sesudah lebaran, sesaat sebelum natal
Sesaat sesudah nyepi, sesaat sebelum waisyak
Aku tahu semua rejim akan hancur
Dan muncul penguasa baru.

Tapi kamu tak percaya,
Kamu mengejek ketika aku menangis,
Tak enak makan melihat tentara bubar.
Kamu akan mencari cara
Membuat negara tanpa senjata,
Tanpa kebengisan, tanpa pembunuhan.
Kamu tahu negeri yang abadi
Bukan di bumi letaknya.


1998

Sumber: Masih bersama Langit (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Menuju Negeri Abadi" karya Eka Budianta adalah karya sastra yang menggambarkan ketidakpastian tentang masa depan negara dan pemerintahan. Dalam puisi ini, penulis mengungkapkan kekhawatiran tentang perubahan rezim politik dan menyiratkan aspirasi menuju perdamaian dan keadilan.

Tema Kehancuran dan Perubahan: Puisi ini dimulai dengan ungkapan ketakutan dan praduga bahwa negara ini akan runtuh dan bahwa setiap rejim politik pasti akan hancur. Puisi ini menggambarkan perasaan tidak stabil dan perubahan yang terjadi dalam politik.

Referensi Agama: Dalam puisi ini, ada sejumlah referensi ke perayaan agama seperti lebaran, natal, nyepi, dan waisyak. Hal ini mencerminkan perasaan penyair bahwa bahkan dalam perayaan agama, ketidakpastian politik tetap hadir.

Ketidakpercayaan Teman: Puisi ini menciptakan konflik antara penyair dan temannya. Teman penyair tampaknya tidak memahami atau tidak percaya pada ketakutan dan kekhawatiran penyair tentang negara mereka.

Mencari Alternatif: Penyair mengekspresikan keinginan untuk mencari cara-cara damai untuk membangun negara baru tanpa senjata, kebengisan, atau pembunuhan. Ini mencerminkan aspirasi penyair untuk keadilan, perdamaian, dan pembaruan yang tidak melibatkan kekerasan.

Negeri yang Abadi: Puisi ini menyimpulkan dengan pernyataan bahwa negeri yang abadi tidak terletak di bumi. Ini adalah cara penyair mengindikasikan bahwa mungkin ada harapan di luar dunia fisik atau dalam nilai-nilai spiritual untuk mencapai ketenangan dan keadilan yang abadi.

Tema Kemusnahan dan Perubahan Sosial: Puisi ini mencerminkan tema umum dalam sastra yang mengeksplorasi perubahan sosial dan ketidakpastian politik. Penyair merasakan perubahan yang konstan dalam pemerintahan dan masyarakat.

Puisi "Menuju Negeri Abadi" adalah ekspresi pribadi dari penulis tentang ketidakpastian politik dan aspirasinya untuk mencapai perdamaian dan keadilan di tengah perubahan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kondisi masyarakat dan mempertimbangkan alternatif yang lebih damai untuk mengatasi konflik dan ketidakstabilan politik.

Puisi: Menuju Negeri Abadi
Puisi: Menuju Negeri Abadi
Karya: Eka Budianta

Biodata Eka Budianta:
  • Christophorus Apolinaris Eka Budianta Martoredjo.
  • Eka Budianta lahir pada tanggal 1 Februari 1956 di Ngimbang, Jawa Timur.
© Sepenuhnya. All rights reserved.