Puisi: Para Peminum (Karya Sutardji Calzoum Bachri)

Puisi "Para Peminum" karya Sutardji Calzoum Bachri menggambarkan perjalanan spiritual dan metaforis dari para peminum yang mencari kepuasan di ...
Para Peminum

di lereng lereng
para peminum
mendaki gunung mabuk
kadang mereka terpeleset
jatuh
dan mendaki lagi
memetik bulan
di puncak

mereka oleng
tapi mereka bilang
- kami takkan karam
dalam lautan bulan -
mereka nyanyi nyanyi
jatuh
dan mendaki lagi

di puncak gunung mabuk
mereka berhasil memetik bulan
mereka menyimpan bulan
dan bulan menyimpan mereka

di puncak
semuanya diam dan tersimpan

dan kalian yang kata orang
menjalankan hidup luru
kalian kehilangan

1976

Sumber: Horison (Februari, 1977)

Analisis Puisi:
Puisi "Para Peminum" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah karya yang menggambarkan perjalanan spiritual dan metaforis dari para peminum yang mencari kepuasan di puncak gunung mabuk.

Metafora Gunung Mabuk: Gunung mabuk dalam puisi ini menjadi metafora bagi perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan, kesulitan, dan ketidakpastian. Para peminum mendaki gunung mabuk untuk mencapai puncak, yang mewakili tujuan akhir atau pencapaian tertinggi dalam hidup mereka.

Kejatuhan dan Kembali Bangkit: Dalam perjalanan mereka, para peminum kadang terpeleset dan jatuh. Namun, mereka tidak putus asa. Mereka bangkit kembali dan melanjutkan perjalanan mereka menuju puncak. Hal ini mencerminkan ketekunan dan kegigihan manusia dalam menghadapi rintangan dan kegagalan dalam hidup.

Memetik Bulan di Puncak: Mencapai puncak gunung mabuk merupakan pencapaian yang luar biasa bagi para peminum. Di puncak tersebut, mereka berhasil memetik bulan, yang dapat diinterpretasikan sebagai simbol kebahagiaan, kepuasan, atau pencapaian spiritual tertinggi yang mereka cari.

Simbolisme Bulan: Bulan dalam puisi ini mewakili keindahan, ketenangan, dan kebijaksanaan. Para peminum menyimpan bulan, yang menunjukkan bahwa mereka telah mencapai kedamaian dan pencerahan dalam hidup mereka.

Kontras dengan Kehilangan: Puisi ini menegaskan kontras antara para peminum yang mencapai puncak spiritual dan orang-orang yang dianggap menjalankan hidup "luru" atau kehilangan. Ada perasaan bahwa mereka yang tidak mencari makna yang lebih dalam dalam hidup mereka merasa kehilangan.

Kedalaman Spiritual: Melalui metafora yang kuat dan gambaran yang kaya, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan perjalanan spiritual dan pencarian makna dalam kehidupan manusia. Hal ini menyoroti keinginan manusia untuk mencapai kesempurnaan dan kebijaksanaan dalam hidup mereka.

Secara keseluruhan, puisi "Para Peminum" adalah puisi yang memikat yang menggunakan gambaran yang kuat dan simbolisme yang mendalam untuk menggambarkan perjalanan manusia dalam mencari makna dan kepuasan dalam hidupnya.

Sutardji Calzoum Bachri
Puisi: Para Peminum
Karya: Sutardji Calzoum Bachri

Biodata Sutardji Calzoum Bachri
  • Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, pada tanggal 24 Juni 1941.
  • Sutardji Calzoum Bachri merupakan salah satu pelopor penyair angkatan 1970-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.