Puisi: Pesta di Kebun (Karya Sutan Takdir Alisjahbana)

Puisi "Pesta di Kebun" karya Sutan Takdir Alisjahbana merayakan keindahan alam dan musim hujan yang datang setelah kemarau.
Pesta di Kebun


Lihat, teman,
Pandangan kering kuning terbakar
Hijau kembali permai terbabar
Segala pohon yang merundukkan daun
letih lelah, kusam kelabu
bersorak kembali mengibarkan pucuk
muda jelita, ria bercahaya

Pohon mangga memperagakan buah
sarat berat bernas bundar
Rambutan memancangkan kembang
Indah berkarang di cahaya terang
Batang jeruk berbaju baru
Beludu halus hijau muda
bersunting kembang putih jernih

Dan dengan tenang
Lebah jaka terbang berdendang
Hinggap di kembang terbang ke kembang
Mabuk wangi cinta berahi
Jauh mengguruh kerbau melenguh
Mencium bunga hasratkan kawan

Lihat dan dengarlah teman
Kemarau kering sudah berhenti,
Hujan segar menghidupkan bumi,
Seluruh alam penaka berpesta,
Girang gairah seluruh buana
Segala gembira segala bersuka,
Gembira tertawa gembira mencipta.


9 Oktober 1937

Sumber: Lagu Pemacu Ombak (1978)

Analisis Puisi:
Puisi "Pesta di Kebun" adalah puisi karya Sutan Takdir Alisjahbana yang merayakan keindahan alam dan musim hujan yang datang setelah kemarau.

Tema dan Perayaan Alam: Tema utama puisi ini adalah perayaan alam dan musim hujan yang membawa kehidupan baru ke kebun. Penyair merayakan alam, tumbuhan, dan kehidupan yang berkembang kembali setelah musim kemarau yang panjang.

Personifikasi Alam: Dalam puisi ini, alam diperpersonifikasikan sebagai entitas hidup. Pohon, buah-buahan, dan lebah digambarkan sebagai makhluk yang memiliki perasaan dan pergerakan. Ini menciptakan suasana kehidupan dan keceriaan dalam alam.

Kontras Antara Kemarau dan Hujan: Penyair menggambarkan kontras yang kuat antara musim kemarau yang kering dan panjang dengan musim hujan yang segar dan hidup. Ini menciptakan perasaan kelegaan dan perubahan yang mendalam.

Gambaran Visual dan Sensoris: Puisi ini menggunakan gambaran visual yang kuat untuk menggambarkan perubahan dalam alam. Gambar-gambar seperti "pandangan kering kuning terbakar" dan "hijau kembali permai terbabar" menggambarkan perubahan warna dan kehidupan.

Gembira dan Kebahagiaan: Puisi ini merayakan gembira dan kebahagiaan alam dan makhluk hidup dalam perayaan hujan. Bunyi-bunyian seperti lebah yang "terbang berdendang" dan kerbau yang "melenguh" menciptakan suasana perayaan yang meriah.

Bahasa dan Irama: Penyair menggunakan bahasa yang kaya dan irama yang mendalam untuk menggambarkan perasaan gembira dan perayaan. Puisi ini juga bermain dengan ritme dan suara kata-kata untuk menciptakan pengalaman mendalam.

Makna Simbolis: Meskipun puisi ini merayakan perayaan alam, ia juga dapat memiliki makna simbolis yang lebih dalam. Pesta di kebun dapat mencerminkan perubahan dan kehidupan yang selalu berubah dalam kehidupan manusia, serta siklus alam yang berkelanjutan.

Puisi "Pesta di Kebun" adalah puisi yang merayakan keindahan alam dan perubahan musim hujan setelah musim kemarau. Penyair dengan indahnya menggambarkan perasaan gembira dan perayaan dalam kehidupan alam, dan puisi ini dapat menginspirasi pembaca untuk lebih menghargai keajaiban alam.

Puisi: Pesta di Kebun
Puisi: Pesta di Kebun
Karya: Sutan Takdir Alisjahbana

Biodata Sutan Takdir Alisjahbana:
  1. Sutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Utara.
  2. Sutan Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1994.
  3. Sutan Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.