Puisi: Potret (Karya Iwan Simatupang)

Puisi "Potret" karya Iwan Simatupang menggambarkan perjalanan emosional seorang dara dari optimisme hingga kesedihan.
Potret

Di sudut kamar seorang dara
Tergantung potret serdadu senyum:
“Tunggu! Sepulangku, bahtera kita kayuh!
Di atasnya salib: Pahlawan kasih yang
belum jua pulang.

Kini dara sudah lama tak menunggu lagi.
Langkah-langkah pelan, yang biasa datang
Menjelang tengah malam dari kebun belakang
Bawa cium dan kembang –
Takkan lagi kunjung datang.

Di sudut kamar seorang dara
Tergantung potret serdadu senyum:
“Jangan tunggu! Aku bangkai dalam bingkai!
Di atasnya salib: Pahlawan kasih yang
masih jua belum pulang.

Kini dara sudah lama dalam biara.

Sumber: Ziarah Malam (1993)

Analisis Puisi:
Puisi "Potret" karya Iwan Simatupang adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perubahan dalam hubungan antara seorang dara dan seorang serdadu. Puisi ini menggambarkan perasaan kesepian, kehilangan, dan perubahan dalam hidup seorang wanita.

Potret Kehidupan: Judul puisi, "Potret," merujuk pada gambaran atau citra dari kehidupan seorang dara yang digambarkan dalam dua keadaan yang berbeda: sebelum dan setelah perubahan dalam hubungannya dengan seorang serdadu. Potret ini menciptakan kontras yang kuat dalam perasaan dan pengalaman seorang dara.

Perubahan dalam Hubungan: Puisi ini menggambarkan perubahan dalam hubungan antara dara dan serdadu. Awalnya, terdapat rasa optimisme dan antusiasme dalam hubungan ini, dengan serdadu yang diharapkan akan kembali. Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan ini mengalami perubahan dan kedua belah pihak mulai menjalani kehidupan yang berbeda.

Kehilangan dan Kesepian: Puisi ini menciptakan suasana kesepian dan kehilangan yang dirasakan oleh seorang dara setelah serdadu itu pergi dan tidak kembali. Dia menunggu dengan harapan yang menghilang, dan sekarang dia merasa terabaikan dan ditinggalkan.

Simbolisme Salib: Penggunaan salib dalam puisi ini memiliki makna simbolis. Salib adalah simbol keterikatan agama, pengorbanan, dan penderitaan. Ketika potret serdadu digantung di atas salib, ini dapat diartikan sebagai lambang kesakitan dan penderitaan yang dialami oleh kedua belah pihak dalam hubungan ini.

Perubahan dalam Hidup: Puisi ini juga menggambarkan perubahan dalam kehidupan seorang dara. Dia memutuskan untuk menjalani hidupnya tanpa serdadu dan memilih untuk hidup dalam biara. Ini adalah tindakan yang mencerminkan pemutusan hubungan dan perubahan arah dalam hidupnya.

Ironi dan Ironisasi: Puisi ini memiliki elemen ironi. Potret serdadu yang awalnya digantung dengan harapan dan cinta akhirnya menjadi "bangkai dalam bingkai." Ini menciptakan ironi bahwa kebahagiaan dan harapan awal telah berubah menjadi kesedihan dan kekecewaan.

Puisi "Potret" karya Iwan Simatupang adalah ungkapan yang mendalam tentang perubahan dalam hubungan, perasaan kesepian, dan kehilangan. Melalui penggunaan potret dan simbolisme, puisi ini menggambarkan perjalanan emosional seorang dara dari optimisme hingga kesedihan. Ini adalah cerita tentang perubahan dalam hidup seseorang dan bagaimana harapan awal dapat berubah menjadi kekecewaan yang dalam.

Iwan Simatupang
Puisi: Potret
Karya: Iwan Simatupang

Biodata Iwan Simatupang:
  • Iwan Simatupang (Iwan Maratua Dongan Simatupang) lahir pada tanggal 18 Januari 1928 di Sibolga, Sumatera Utara.
  • Iwan Simatupang meninggal dunia pada tanggal 4 Agustus 1970 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.