Puisi: Seindah Ini (Karya Sutan Takdir Alisjahbana)

Puisi "Seindah Ini" karya Sutan Takdir Alisjahbana menggambarkan kedalaman rasa, kekuatan emosional, dan terima kasih terhadap realitas hidup yang ...
Seindah Ini


    Tuhan,
    Terdengarkah kepada-Mu himbau burung di hutan
sunyi meratapi siang di senja hari?
    Remuk hancur rasa diri memandang sinar lenyap
menjauh di balik gunung.
    Perlahan-lahan turun malam menutupi segala pan
dangan.

    Menangis, menangislah hati!
    Wahai hati, alangkah sedap nikmatnya engkau pandai 
menangis!
    Apa guna kutahan, apa guna kuhalangi?

    Aku terima kasih kepada-Mu, Tuhan, memberiku hati
tulus-penyerah seindah ini:
        Sedih pedih menangis, waktu menangis!
        Girang gembira tertawa, waktu tertawa!
        Marak mesra bercinta, waktu bercinta!
        Berkobar bernyala berjuang, waktu berjuang!


10 Agustus 1937

Sumber: Pujangga Baru (Agustus, 1937)

Analisis Puisi:
Puisi "Seindah Ini" karya Sutan Takdir Alisjahbana adalah sebuah ungkapan keintiman dan keterhubungan manusia dengan Tuhan, alam, serta diri sendiri. Puisi ini menggambarkan kedalaman rasa, kekuatan emosional, dan terima kasih terhadap realitas hidup yang indah dan kompleks.

Keintiman dengan Tuhan dan Alam: Penyair menunjukkan kedekatan yang intens dengan Tuhan melalui hubungan spiritual. Permohonan kepada Tuhan dan perhatian terhadap alam - burung di hutan dan senja hari - mengindikasikan kesadaran akan kebesaran Tuhan dan keindahan alam semesta.

Refleksi Kehidupan dan Terima Kasih: Puisi ini juga mencerminkan realitas kehidupan yang kompleks. Dari kesunyian hingga keheningan yang penuh dengan rasa sakit, puisi ini menunjukkan refleksi atas perasaan manusia yang terluka, yang pada saat yang sama merayakan keindahan emosionalnya.

Kekuatan dalam Merasa dan Mengungkapkan Emosi: Penyair menekankan kekuatan dalam merasakan emosi dengan ungkapan yang kuat: "Apa guna kutahan, apa guna kuhalangi?" Ini merupakan ungkapan penting yang menyiratkan bahwa kekuatan sejati adalah dalam menerima dan mengungkapkan emosi secara autentik.

Penerimaan atas Kehidupan yang Dinamis: Puisi ini mengajak untuk menerima keadaan hidup yang dinamis, menyiratkan bahwa setiap aspek kehidupan - kesedihan, kebahagiaan, cinta, dan perjuangan - adalah bagian dari sebuah kesatuan yang indah. Ini menunjukkan penerimaan penuh terhadap spektrum emosi dan pengalaman manusia.

Keindahan dalam Keterhubungan Emosional: Penyair menunjukkan keindahan dalam keterhubungan emosional manusia dengan lingkungannya dan penciptanya. Melalui keberanian untuk merasakan dan mengalami kehidupan secara utuh, manusia menemukan kekuatan dan keindahan yang ada dalam dinamika emosional.

Puisi "Seindah Ini" karya Sutan Takdir Alisjahbana adalah sebuah karya yang memperlihatkan kekuatan dalam merasakan emosi secara utuh dan keterhubungan spiritual manusia dengan alam dan penciptanya. Dalam penerimaan penuh terhadap spektrum emosi manusia, puisi ini mengilustrasikan keindahan dalam keterhubungan emosional, serta kekuatan dalam menerima dan merayakan kehidupan dalam segala kompleksitasnya.
Sutan Takdir Alisjahbana
Puisi: Seindah Ini
Karya: Sutan Takdir Alisjahbana

Biodata Sutan Takdir Alisjahbana:
  • Sutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Utara.
  • Sutan Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1994.
  • Sutan Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.