Puisi: Sejak (Karya Sutardji Calzoum Bachri)

Puisi "Sejak" karya Sutardji Calzoum Bachri menghadirkan pertanyaan-pertanyaan filosofis yang menggugah pikiran tentang makna dan evolusi kata ...
Sejak

sejak kapan sungai dipanggil sungai
sejak kapan tanah dipanggil tanah
sejak kapan derai dipanggil derai
sejak kapan resah dipanggil resah
sejak kapan kapan dipanggil kapan
sejak kapan kapan dipanggil lalu
sejak kapan akan dipanggil akan
sejak kapan akan dipanggil rindu
sejak kapan ya dipanggil tak
sejak kapan tak dipanggil mau
sejak kapan tuhan dipanggil tak
sejak kapan tak dipanggil rindu?

1975

Sumber: Horison (Februari, 1977)

Analisis Puisi:
Puisi "Sejak" karya Sutardji Calzoum Bachri menghadirkan pertanyaan-pertanyaan filosofis yang menggugah pikiran tentang makna dan evolusi kata-kata dalam bahasa serta konsep waktu dan eksistensi. Dalam puisi ini, Bachri mengajukan serangkaian pertanyaan yang mempertanyakan makna kata-kata dan konsep waktu secara filosofis.

Pertanyaan tentang Makna Kata-Kata: Puisi ini dimulai dengan serangkaian pertanyaan tentang bagaimana kata-kata didefinisikan dan dipanggil oleh manusia. Bachri menantang pemahaman konvensional tentang kata-kata dan mengajukan pertanyaan tentang asal-usul dan perubahan makna kata-kata seiring berjalannya waktu. Konsep dasar seperti "sungai", "tanah", "derai", dan "kapan" dipertanyakan, menyoroti kompleksitas bahasa dan persepsi manusia terhadap realitas.

Pertimbangan tentang Waktu: Melalui pengulangan frasa "sejak kapan", Bachri mengeksplorasi konsep waktu dan perubahan. Puisi ini merangsang pemikiran tentang bagaimana waktu memengaruhi pemahaman dan interpretasi kita tentang dunia di sekitar kita. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menyiratkan refleksi tentang bagaimana pengalaman dan perspektif manusia terhadap waktu dapat memengaruhi pemahaman mereka tentang kenyataan.

Pertanyaan tentang Eksistensi dan Konsep Abstrak: Bachri juga mengeksplorasi konsep eksistensi dan abstraksi dalam puisi ini. Pertanyaan-pertanyaan tentang kata-kata seperti "tuhan", "tak", dan "mau" menimbulkan pertimbangan tentang bagaimana manusia memahami dan merespons realitas sekitar mereka, termasuk konsep keberadaan, kehendak, dan keinginan.

Tantangan terhadap Konvensi Bahasa: Puisi "Sejak" menantang konvensi bahasa dan mempertanyakan batasan-batasan yang diberlakukan oleh penggunaan kata-kata dalam komunikasi manusia. Bachri secara efektif mengundang pembaca untuk merenungkan makna yang mendasari kata-kata yang sering kita gunakan sehari-hari dan mempertanyakan apakah pemahaman kita tentang kata-kata tersebut dapat berubah seiring waktu.

Dengan pertanyaan-pertanyaan yang ditimbulkan oleh puisi ini, Bachri mengajak pembaca untuk melakukan refleksi mendalam tentang bahasa, waktu, dan makna eksistensial, serta menggugah kesadaran akan kompleksitas dan kedalaman dalam memahami realitas manusia. Puisi "Sejak" menjadi panggilan untuk mempertimbangkan kembali hubungan kita dengan bahasa dan waktu dalam pencarian makna dan pemahaman akan keberadaan.

Puisi: Sejak
Puisi: Sejak
Karya: Sutardji Calzoum Bachri

Biodata Sutardji Calzoum Bachri:
  • Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, pada tanggal 24 Juni 1941.
  • Sutardji Calzoum Bachri merupakan salah satu pelopor penyair angkatan 1970-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.