Puisi: Sekali-Sekali (Karya Toeti Heraty)

Puisi "Sekali-Sekali" mengeksplorasi rasa romantis yang intens dan juga kerentanan dalam hubungan yang sementara.
Sekali-Sekali
(untuk P.H.)


setelah tiga hari bercinta, sudah kuduga
        kata-kata tegas terang
tak akan menjelaskan
        oasis di tengah padang
dan bahwa hidup dijelajahi dalam-dalam
sehingga mereka enggan kembali

dari dunia, dibatasi oleh tirai
bulu-mata berkedip dan lingkar cahaya
        yang tak lebih

hanya boleh menerangi bagian pipi
kesegaran mata air, kepenuhan
        madu hangat-tungku
tiada lain adalah kecupanmu

siapa dia, siapa aku bila kulit
        pemisah dengan ruang menghantu
hanya jadi lembah selubung karena
        belai merah lembayung
mendekap muka pada dada
membenam dalam bayang sana sini
tersingkap rahasia dan gelap

lalu terdiam temukan kata-kata kembali
        terucap, tanpa ujung pangkal
sebelum lingkungan mengambil wujud lagi
        betapa kejam
perpisahan setelah sama-sama mendiami
        liang semesta penuh ilham
dan saingan pertanyaan:
        bila bertemu kembali —
        akan seperti ini?
jadi kesenyapan tanya-jawab, saat akrab
yang telah lenyap hanya didambakan
        samar-samar nanti:

bunga berkelopak hitam
berkembang mendadak dalam gelap
untung, tak ada yang menyaksikan


April, 1969

Sumber: Sajak-Sajak 33 (1973)

Analisis Puisi:
Puisi "Sekali-Sekali" karya Toeti Heraty menampilkan suasana hubungan romantis yang intens, tetapi juga sementara.

Pendekatan yang Singkat dan Kuat: Meskipun puisi ini singkat, ia berhasil menangkap keintiman yang kuat, sekaligus ketidakpastian dari hubungan romantis. Hal ini terlihat dari ungkapan "tak akan menjelaskan oasis di tengah padang," yang menandakan bahwa bahasa dan kata-kata tidak selalu cukup untuk mengekspresikan pengalaman yang mendalam.

Lingkungan dan Realitas: Puisi ini menggambarkan keadaan di mana cinta dan perasaan terjalin, menciptakan 'oasis' atau 'surga' di tengah kehidupan yang biasa. Namun, terdapat pemisahan antara dunia nyata dan momen intim ini, yang tercermin dalam pembatasan oleh 'tirai' dan batasan 'bulu mata'.

Pengalaman Sensual dan Spiritual: Puisi ini menggambarkan momen intim yang mendalam melalui deskripsi seperti 'kesegaran mata air' dan 'kepenuhan madu'. Namun, dalam ketidakpastian dan realitas, ada kekhawatiran tentang bagaimana momen-momen seperti ini mungkin tidak bertahan atau mungkin kembali.

Pertanyaan dan Harapan: Puisi ini ditutup dengan pertanyaan yang kuat tentang pertemuan di masa depan dan kerinduan akan momen intim yang sekarang lenyap. Tidak adanya kesaksian untuk momen ini memberikan kesan bahwa momen intim yang terjadi hanya terdapat dalam kesenyapan dan kedalaman diri masing-masing.

Simbolisme Bunga Berkelopak Hitam: Puisi ini diakhiri dengan gambaran 'bunga berkelopak hitam' yang berkembang dalam gelap. Hal ini dapat diartikan sebagai sesuatu yang indah yang muncul dari kegelapan, memberikan kesan harapan atau kemungkinan di masa depan.

Puisi "Sekali-Sekali" mempertanyakan tentang bagaimana momen-momen intim, meskipun kuat, mungkin lenyap dan hanya menjadi kenangan. Ia mengeksplorasi rasa romantis yang intens dan juga kerentanan dalam hubungan yang sementara.

Puisi Toeti Heraty
Puisi: Sekali-Sekali
Karya: Toeti Heraty

Biodata Toeti Heraty:
  • Toeti Heraty lahir pada tanggal 27 November 1933 di Bandung.
  • Toeti Heraty meninggal dunia pada tanggal 13 Juni 2021 (pada usia 87) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.